
Analisis Risiko Produksi Usahatani Jagung Manis (Zea mays L. saccharata sturt) Di Kecamatan Tarakan Utara Kota Tarakan
Pengarang : Kasmiati - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2020XML Detail Export Citation
Abstract
Jagung manis adalah salah satu komoditas pangan yang dihasilkan oleh petani di Kecamatan Tarakan Utara Kota Tarakan. Pada budidaya jagung manis, petani menghadapi risiko produksi yang bersumber dari pupuk, hama dan perubahan cuaca sehingga mutu dan jumlah produksi menurun dan petani mengalami kerugian. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui sistem agribisnis jagung manis, (2) mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi usahatani jagung manis, (3) menganalisis probabilitas dan dampak dari sumber sumber risiko produksi usahatani jagung manis, (4) merumuskan strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko produksi usahatani jagung manis. Metode penentuan sampel menggunakan sensus sampling dengan jumlah responden 50 orang petani jagung di Kecamatan Tarakan Utara. Adapun analisis data yang digunakan analisis deskriptif, analisis probabilitas dan dampak menggunakan metode Z-score dan Value At Risk (VaR). Hasil penelitian menjelaskan sistem agribisnis Jagung manis terdiri dari subsistem agribisnis hulu sampai subsistem penunjang yaitu mulai pengadaan sarana produksi, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, panen, pemasaran dan lembaga yang mendukung petani jagung. Sumber sumber risiko produksi usahatani jagung manis yang teridentifikasi yaitu pupuk, hama dan perubahan cuaca/iklim. Sumber risiko terbesar adalah serangan hama dengan probabilitas sebesar 9,63% dan dampak Rp.562.102,64/hektar sedangkan sumber risiko terbesar kedua adalah pupuk dengan probabilitas sebesar 6,55% dan dampak Rp.536.600,03/hektar dan sumber risiko terkecil yaitu perubahan cuaca/iklim dengan probabilitas 2% dan dampak Rp.337.150,10/hektar. Strategi penanganan sumber risiko hama dengan strategi preventif yaitu sanitasi lahan dan strategi mitigasi yaitu pemberian pestisida dan jaring serangga untuk hama belalang. Sumber risiko pupuk menggunakan strategi mitigasi yaitu meningkatkan ketrampilan petani dalam pemupukan dan strategi preventif yaitu pemberian jenis pupuk dan dosis yang tepat. Adapun untuk perubahan cuaca/iklim menggunakan strategi preventif yaitu pembuatan drainase, pembuatan bedengan tinggi, penyiraman dan pembumbuhan atau penimbunan akar.
Kata Kunci: Sistem Agribisnis, Sumber Risiko, Analisis Risiko, Penanganan Risiko
Sweet corn is one of the food commodities produced by farmers in the district of Tarakan Utara, City of Tarakan. In sweet corn cultivation, farmers face the risk of production originating form fertilizers, pets and weather changes. Production risks include the decrease of quality and quantity of production and farmers experiencing losses. The purposes of this study were (1) to find out the sweet corn agribusiness system, (2) to identify sources of risk for sweet corn farming production, (3) to analyze the probabilities and impacts of sources of risk for sweet corn farming production, (4) to formulate strategies to overcome the risk of sweet corn farming production. A total of 50 corm farmers in the District of Tarakan Utara were determined as the sample by using a census sampling method. The collected data were analyzed by using descriptive analysis, probability and impact analysis, the Z-score and Value at Risk (VaR). The results showed that the sweet corn agribusiness system consisted of upstream agribusiness subsystem to supporting subsystem namely the procurement of production facilities, land preparation, planting, fertilizing, maintenance, harvesting, marketing and institutions that support corn farmers. Identified sources of risk of sweet corn farm production were fertilizer, pests and weather/climate change. The biggest source of risk was pest attack with a probability of 9.63% and an impact of Rp 562.102,64/hectare followed by fertilizer with a probability 6.55% and an impact of Rp 536.600,03/hectare and weather/climate change with a probability of 2% and an impact of Rp 337.150,10/hectare. The preventive strategies used to handle pest risk sources were land sanitation and mitigation strategies, namely the provision of pesticides and insect for grasshoppers. Mitigation strategy was used to handle fertilizer risk that improving farmers’ skills in fertilizing and giving the right type of fertilizer and dosage. As for climate/climate change, the preventive strategies used wark making drainage, making high beds, watering and growing or accumulating roots. Keywords: Agribusiness System, Risk Sources, Risk Analysis, Management Risk