
Kajian Sistem Agribisnis Komoditas Mentimun (Cucumis sativus L.) Kota Tarakan
Pengarang : Hamriani - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2022XML Detail Export Citation
Abstract
Mentimun merupakan salah satu komoditas hortikultura yang prospektif untuk dikembangkan melalui usahatani berbasis agribisnis. Keberhasilan usahatani berbasis agribisnis didukung oleh subsistem agribisnis mulai dari hulu hingga hilir yang saling terintegrasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui sistem agribisnis komoditas mentimun di Kota Tarakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penentuan sampel dengan metode purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sistem agribisnis dan analisis pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem agribisnis hulu seperti pengadaan sarana produksi benih, lahan, tenaga kerja, pupuk, pestisida dan peralatan. Subsistem usahatani budidaya mentimun menggunakan lahan tetap dengan luas lahan 0,04 ha dengan jarak tanam 50 x 60 cm tinggi bedeng 100 cm, lebar parit 50 cm dengan produksi 30 karung dengan harga jual Rp. 200.000/karung dan penerimaan sebesar Rp. 6.000.000. Total pendapatan petani mentimun sebesar Rp. 4.085.912. Subsistem pengolahan hasil meliputi penanganan pasca panen dan pemasaran, mentimun dikemas kedalam karung kemudian dijahit sedangkan saluran pemasaran yaitu semi langsung mulai dari petani – pengepul – pengecer – konsumen akhir. Subsistem penunjang terdiri dari perbankan dan lembaga penyuluhan yang memberikan layanan informasi dan pembinaan teknik produksi, budidaya, dan manajemen.
Kata kunci: Sistem agribisnis, pendapatan, mentimun
Cucumber is one of prospective hotricultura commodities to develop through agribusiness-based farming. The success of agribusiness-based farming is supported by the integrated agribusiness subsystems from the upstream to the downstream. The purpose of the research was to figure out the agribusiness system of cucumber commodity in Tarakan. This research used both descriptive qualitative and quantitative methods. The research samples were collected using a purposive sampling methid. The research data were descriptively and qualitatively analyzed using the agribusiness system approach and income analysis. The results showed that the upstream agribusiness systems, such as the procurement of seed production facilities, land, workforce, fertilizers, pesticides, and equipment. The cucumber cultivation farming business subsystem used the fixed land wiyh an area of 0.04 ha with the planting distance of 50 x 60 cm, seed bed (bedeng) height of 100 cm, trench width of 50 cm with the production of 30 sacks with the selling price of IDR 200,000/sack and revenue of IDR 6,000,000. The total income of cucumber farmers was IDR 4,085,912. The yield processing subsystem included post-harvest handling and marketing, packed into sacks and sewn cucumber. Meanwhile, the marketing channel was semi-direct starting from farmers – collectors – retailers – final customers. The supporting subsystem consisted of banking and extension institutions which provided information services as well as production, cultivation, and management technical guidance. Keywords: Agribusiness System, Income, Cucumber