
Kecenderungan Guru IPA Pada Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19 Studi Kasus Penggunaan Synchronous Dan Asynchronous Di SMP Negeri 4 Tarakan
Pengarang : Siti Nuriyati - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2022XML Detail Export Citation
Abstract
Pembelajaran daring adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang memanfaatkan teknologi komputer dan jaringan internet. Asynchronous adalah pembelajaran secara bebas tidak terikat oleh waktu. Synchronous adalah ketika peserta didik dan instruktur bertukar informasi dan berinteraksi secara bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan guru IPA pada pembelajaran daring asynchronous dan synchronous. Jenis penetilitian ini adalah kualitatif desktriptif. Sampel penelitian adalah 6 guru dari keseluruhan kelas VII-IX guru mata pelajaran IPA SMP Negeri 4 Tarakan. Hasil penelitian yang diperoleh peneliti bahwa nilai persentase asynchronous lebih tinggi 70% dan hasil yang diperoleh nilai pesentase synchronous 45%. Implementasi pembelajaran synchronous dan asynchronous oleh guru IPA selama pembelajaran daring di SMP Negeri 4 Tarakan masih kurang maksimal, kurang komunikatif, dan pembelajaran tidak berjalan dengan baik dikarenakan siswa tidak mempunyai hand phone sendiri, minat siswa untuk meminjam buku di perpustakaan kurang, siswa mengalami kendala pada jaringan internet. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa guru IPA di SMP Negeri 4 Tarakan lebih cenderung menggunakan pembelajaran Asynchronous.
Online learning is distance learning utilizing computer technology and internet networks. Asynchronous is a free learning without considering time. Synchronous is a learning occurring when the students and teachers simultaneously exchange information and make interactions. This research aimed to determine the tendency of science teachers to the asynchronous and synchronous online learning. The research was classified into a descriptive-qualitative study. The research samples were 6 teachers from all Grade VII - IX science classes at SMP Negeri 4 Tarakan. The research results show that the asynchronous percentage value was more than 70\% while the synchronous percentage value was only 45%. The implementation of synchronous and asynchronous online learning performed by the science teachers at SMP Negeri 4 Tarakan was still less optimum, less communicative, and the learning still did not run well since the students did not have their owned cellphones, students' poor interest in borrowing books from the library, and students experienced various problems related to the Internet Network. Based on the research results and discussion, it can be concluded that the science teachers at SMP Negeri 4 Tarakan tended to use the asynchronous online learning.