
Analisis Kelayakan Finansial Usaha Sarang Burung Walet (Collacalia fuciphaga) Di Desa Pelaju Kecamatan Sembakung Kabupaten Nunukan (Studi Kasus: Usaha Sarang Burung Walet Bapak Jamal)
Pengarang : Risqi Damayanti - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2022XML Detail Export Citation
Abstract
Budidaya sarang burung walet mempunyai dampak bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah khususnya Kecamatan Sembakung Desa Pelaju, kontribusi yang diberikan dari hasil budidaya sarang burung walet dapat berpengaruh secara sosial ekonomi, dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usaha sarang burung walet bapak Jamal dan kelayakan finansial usaha sarang burung walet bapak Jamal di Desa Pelaju Kecamatan Sembakung. Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan adalah analisis kelayakan finansial yang terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C), dan Payback Period (PP). Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden 1 orang pengusaha sarang burung walet dengan kriteria telah menjalankan usaha selama 5 tahun atau lebih. Hasil penelitian ini menunjukkan usaha sarang burung walet milik bapak Jamal yang didirikan tahun 2015 menggunakan modal pribadi dengan modal awal Rp. 75.585.000, dan usaha sarang burung walet bapak Jamal pada tahun 2015 sampai dengan 2020 memperoleh pendapatan yaitu sebesar Rp. 101.926.677. Net Present Value (NPV) yang diperoleh dari penelitian ini sebesar Rp. 133.287.572 > 1, maka usaha layak dijalankan. Internal Rate of Return (IRR) yang diperoleh sebesar 21% > 8%, maka usaha layak untuk melakukan peminjaman apabila membutuhkan modal dipertengahan menjalani usaha. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) yang di peroleh 2.68 > 1 maka usaha sarang burung walet layak untuk dijalankan. Gross B/C yang di peroleh 1.65 > 1 maka usaha sarang burung walet layak untuk dijalankan Payback Period (PP) yaitu selama 4 tahun jangka waktu yang diperlukan agar dana investasi dapat diperoleh kembali.
Kata kunci: Budidaya sarang burung walet, pendapatan, kelayakan finansial
Swallow’s nest cultivation has an impact on regional econimic gowth and development, especially in Sembakung District, Pelaju Village. The contribution made from swallow’s nest cultivation can have a socio-economic and cultural impact. This study aims to determine the income of Mr.Jamal’s swallow’s nest business and the financial feasibility of him in Pelaju Village, Sembakung District. The data analysis method employed to answer the objectives was a financial feasibility analysis consisting of Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C), and Payback Period (PP). The method of determining the sample applied purporsive sampling with 1 respondent based on the criteria of managing a business for 5 years or more. The result of this study indicated that the swallow’s nest business owned by Mr. Jamal wich was initiated in 2015 using personal capital with an initial capital of IDR. 75,858,000 and earned an income of IDR. 101.926.677 from 2015 to 2020. The Net Present Value (NPV) gained from this research was IDR. 133.287.572 > 1, then the business is feasible to be operated. The Internal Rate of Return (IRR) obtained was 21% > 8%, so it reasonable to get loans when it needs capital while running a business. The Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) attained was 2.68 > 1, Gross B/C attained was 1.65 > 1, so the swallow’s nest business is feasible to handle. Payback Period (PP) is a period of 4 years required so that investment funds can be recovered. Keywords: Cultivation of Swallow’s Nest, Income, Financial Feasibility