
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Warga Sipil Yang Memiliki Senjata Api Secara Illegal Di Kota Tarakan Kalimantan Utara
Pengarang : A. Haslinda - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2022XML Detail Export Citation
Abstract
Penelitian ini berfokus mencari dan menjawab dua pertanyaan terkait pertanggungjawaban pidana terhadap warga sipil yang memiliki senjata api secara illegal di Kota Tarakan Kalimantan Utara. Pertama, bentuk pertanggungjawaban tindak pidana penyalahgunaan senjata api baik yang menggunakan prosedur ataupun yang tidak menggunakan prosedur (illegal) bagi warga sipil? Kedua, hambatan penegekkan hukum bagi warga sipil yang memiliki senjata api secara illegal? Skripsi ini merupakan penelitian empiris terhadap norma- norma hukum terkait peraturan perundang- undangan serta putusan pengadilan khususnya terkait dengan senjata api. Data yang digunakan dalam skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer ialah data yang diperoleh dengan mengambil data langsung pada pihak yang terkait dengan kasus tersebut melalui metode wawancara terhadap pihak kepolisian kota Tarakan. Data sekunder ialah data yang diperoleh dari buku, jurnal, artikel, data- data internet, dan kamus. Hasil dari penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa: Pertama, bentuk pertanggunjawaban penyalahgunaan senjata api yang memiliki prosedur dapat dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang peraturang perundang-undangan berlaku serta penerapan sanksi lainnya terhadap pasal-pasal yang dilanggar. Bentuk pertanggungjawaban penyalahgunaan senjata api yang tidak memiliki prosedur (illegal) diatur dalam pasal 1 ayat (2) Undang- Undang Darurat No. 12 Tahun 1951 tentang mengubah Ordonantieeijdelikjke Bijzondere Starfbepelingen (Stblm. 1948 No. 17) dan Undang- undang Dahulu No. 8 Tahun 1948. Kedua, hambatan penegakkan hukum ialah senjata api yang bersifat illegal dan tidak senantiasa dibawa ke mana-mana serta di tempat-tempat yang mengundang keramaian dan juga kurangnya pengawasan dari pihak kepolisian terkait penggunaan senjata api di kalagan warga awam.
This research focuses on searching and answering two questions related to criminal liability on civilians who possess firearms illegally at Tarakan City, North Kalimantan. First, criminal liability form of firearms both using a procedure or not using a procedure (illegal) for civilians? Second, law enforcement obstacle for civilians who has firearm illegally? This thesis is empirical research on legal norms related to legislation and court decision, specifically dealing with firearms. The data used in this thesis consist of primary data and secondary data. Primary data is data obtained by taking data directly from the party related to the case through the interview method on Tarakan City Police. Secondary data is data obtained from books, journals, articles, internet data, and dictionaries. The result of this research, the author concludes that: First, the form of firearm misappropriation liability who has the procedure can be subjected to administrative sanction according to the applicable legislation and the others sanction implementation on the violated articles. The form of firearm misappropriation liability that does not have a procedure (illegal) is regulated in article 1 paragraph (2) of the Emergency Law no. 12 of 1951 regarding changing Ordonantieeijdelikjke Bijzondere Starfbepelingen (Stblm. 1948 No. 17) and Law No.8 of 1948. Second, a law enforcement obstacle is a firearm that has characteristics illegal and not always brought everywhere and in the place that invites crowd and lack of supervision from the police related to firearms used in the common people.