
Gaya Bahasa Pada Kumpulan Puisi Para Jendral Marah-Marah Karya Wiji Thukul (Kajian Stilistika)
Pengarang : Lilisnawati - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2022XML Detail Export Citation
Abstract
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gaya bahasa pada kumpulan Puisi Para Jendral Marah-marah karya Wiji Thukul (Kajian Stilistika). Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Laporan penyajian data, disajikan secara terurai dalam bentuk kata-kata, kalimat atau adapun paragraf. Data dalam penelitian ini adalah semua bentuk kata, kalimat, dalam kumpulan puisi Wiji Thukul, yang sesuai dengan masalah yang diangkat penelliti, yakni tentang gaya bahasa. Sumber data penelitian adalah kumpulan Puisi Para Jendral Marah-marah karya Wiji Thukul terdiri dari 37 halaman dan terdapat 21 puisi, diterbitkan oleh Majalah Tempoe. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan gaya bahasa dan menggunakan kajian stilistika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 19 gaya bahasa dari dari 176 data, diantaranya: 30 gaya bahasa aliterasi, 44 gaya bahasa asonansi, 12 gaya bahasa anafora, 7 gaya bahasa epifora, 16 gaya bahasa antonomasia, 11 gaya bahasa personifikasi, 10 gaya bahasa sinkope, 9 gaya bahasa sigmatisme, 8 gaya bahasa sinestesia, 7 gaya bahasa retorik, 6 gaya bahasa simile, 4 gaya bahasa asindeton, 3 gaya bahasa polisindeton, 3 gaya bahasa metafora, 2 gaya bahasa aferesis, 1 gaya bahasa onomatope, 1 gaya bahasa hiperbola, 1 gaya bahasa pararima, 1 gaya bahasa efanelepsis. Gaya bahasa yang paling dominan digunakan oleh Wiji Thukul ialah gaya bahasa asonansi terdapat 47 data, Wiji menuliskan puisinya dengan menggunakan perulangan bunyi vokal yang sama secara berurutan di akhir kalimat untuk lebih menegaskan dan memberikan penekanan terhadap hal yang ingin disampaikannya. Gaya bahasa yang jarang digunakan yakni gaya bahasa hiperbola, pararima, onomatope dan efanelepsis yang hanya berjumlahkan 1 data. Ciri puisi Wiji Thukul yakni tidak terlalu berfokus menggunakan kata-kata kiasan dan tidak menggunakan diksi-diksi nan romantis, beliau mengupas realita sosial rakyat pinggiran melalui karya puisinya.
The purpose of this study was to determine the language style used in Wiji Thukul collection of poetry Para Jendral Marah-marah (Stylistic Studies). This study used a descriptive method. Reports onvdata presentation are split into words, phrases, or paragraphs. The data in this study are all prms of words, sentences, and poetry by Wiji Thukul that are relavant ith the researcher’s interest on language style. The source of the research data in Tepe Magazine’s collection of Poems, whichvhasv37 pages and 21 poems. This research examined issues of language style through the use of stylisticstudies. The results shhhowed that there were 19 styles of language from 176 data, including 30 alliteration styles, 11 personification styles, 10 syncope language styles, sigmatism, 8 synesthesia, 7 rhetorical, 6 simile, 4 astndeton, 3 polysindeton, 3 metaphorical, 2 apheresis, 1 onomatopoeia, 1 hyperbole, 1 pararima style, 1 ephanelepsis style. Wiji Thukul most frequently used language style was assonance: showing that there are 47 data. Wiji wrote his poems by repeating the same vowel sound in sequence at the end of each sentence to stress and emphasize hat he wanted to express. The language styles rarely used were hyperbole, pararima, onomatopoeia, and efanelepsis which only contained 1 data. Wiji Thukuls poetry was distinguished by its lack of figurative language and romantic diction; he used his poetry to expose the socioeconomic realotoes of underprivileged people.