Efektivitas Penambahan Formula Oil Crab Terhadap Lama Waktu Molting Kepiting Bakau (Scylla serrata) Di Tambak Tradisional Kota Tarakan Kalimantan Utara | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Efektivitas Penambahan Formula Oil Crab Terhadap Lama Waktu Molting Kepiting Bakau (Scylla serrata) Di Tambak Tradisional Kota Tarakan Kalimantan Utara

Efektivitas Penambahan Formula Oil Crab Terhadap Lama Waktu Molting Kepiting Bakau (Scylla serrata) Di Tambak Tradisional Kota Tarakan Kalimantan Utara

Pengarang : Imran - Personal Name;

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2021
XML Detail Export Citation
    SKRIPSI

Abstract

Kota Tarakan sebagai kota yang memiliki luas seluruhnya 657,33 km² dimana sekitar 61,85% terdiri dari lautan yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar. Pada wilayah Tarakan tersebut terdapat pulau-pulau kecil disekitarnya yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan tambak tradisional. Tambak tradisional yang ada di wilayah Tarakan umumnya merupakan wadah budidaya udang dan ikan yang umumnya berasal dari pembukaan lahan mangrove. Seiring berjalanya waktu tambak tradisional wilayah Tarakan mengalami penurunan dan tidak dimanfaatkan secara optimal, mengatasi hal tersebut maka dilakukan usaha budidaya kepiting bakau, salah satunya adalah budidaya kepiting soka. Salah satu factor yang berperan dalam proses moulting kepiting bakau terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Formula Oil Crab dapat merangsang tubuh kepiting bakau melakukan pergantian kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan lama waktu moulting kepiting bakau dengan menggunakan metode penambahan formula Oil Crab. Metode penelitian dengan menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan 4 ulangan. Perlakuan A (Kontrol), Perlakuan B penambahan formula Oil Crab (0,1 ml/ekor), Perlakuan C (0,4 ml/ekor) dan perlakuan D (0,7 ml/ekor). Berdasarkan hasil penelitian bahwa kepiting bakau yang dapat moulting seluruhnya yaitu pada perlakuan 3 (0,4 ml/ekor) pada hari ke 14-19. dengan pertumbuhan berat badan mutlak mencapai rata-rata 21,75 gram. Sedangkan pada perlakuan dosis 0,1 ml/ekor tidak memadai untuk kepiting bakau melakukan moulting. Sedangkan pada dosis 0,7 ml/ekor diduga dosis tersebut terlalu tinggi sehinggah meningkatkan hormon ketidak seimbangan atau stress sehinggah menyebabkan kematian. Data kualitas air selama penelitian menunjukkan suhu berkisar 28-30oC, DO 6,4 -7,5 mg/l, salinitas10-20 ppt dan pH 7.
Kata kunci: Kepiting bakau, Oil Crab, Tambak Tradisional, Tarakan

Tarakan City as a city which has a total area of 657.33 km² of which about 61.85% consists of oceans which have a large enough potential for fishery resources. In the Tarakan area there are small islands around it that can be used as traditional ponds. Traditional ponds in the Tarakan area are generally a place for shrimp and fish cultivation which generally comes from the clearing of mangrove land. As time goes by, traditional ponds in the Tarakan area have decreased and are not used optimally, to overcome this, a mud crab cultivation business is carried out, one of which is soka crab cultivation. One of the factors that play a role in the mud crab moulting process consists of external factors and internal factors. The Oil Crab formula can stimulate the body of the mud crab to change its skin. This study aims to determine the difference in the moulting time of mud crabs by using the method of adding the Oil Crab formula. The research method used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 4 replications. Treatment A (Control), Treatment B with the addition of Oil Crab formula (0.1 ml/head), Treatment C (0.4 ml/head) and treatment D (0.7 ml/head). Based on the results of the study, all of the mud crabs that could moult were in treatment 3 (0.4 ml/head) on days 14-19. with absolute weight growth reaching an average of 21.75 grams. Meanwhile, the treatment dose of 0.1 ml/head was not sufficient for mud crabs to moult. Meanwhile, at a dose of 0.7 ml/head, it was suspected that the dose was too high, thus increasing the hormone imbalance or stress, causing death. Water quality data during the study showed temperatures ranging from 28-30oC, DO 6.4 -7.5 mg/l, salinity 10-20 ppt and pH 7. Keywords: Mud crab, Oil Crab, Traditional Pond, Tarakan.

Detail Informasi