Analisis Nilai Tambah Kedelai (Glycine max L.) Menjadi Tahu “Tapong Djoeragan” Di UD. Sumber Mulya Kota Tarakan Kalimantan Utara | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Analisis Nilai Tambah Kedelai (Glycine max L.) Menjadi Tahu “Tapong Djoeragan” Di UD. Sumber Mulya Kota Tarakan Kalimantan Utara

Analisis Nilai Tambah Kedelai (Glycine max L.) Menjadi Tahu “Tapong Djoeragan” Di UD. Sumber Mulya Kota Tarakan Kalimantan Utara

Pengarang : Rizky Aulia Wulandari - Personal Name;

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2021
XML Detail Export Citation
    SKRIPSI

Abstract

Kedelai merupakan salah satu produk hasil pertanian yang dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk dijadikan usaha khususnya di Kota Tarakan. Kedelai yang diolah menjadi tahu tapong djoeragan agar memperoleh harga jual yang lebih tinggi di pasaran. Dengan adanya kegiatan usaha pengolahan kedelai menjadi tahu tapong djoeragan yang mengubah bentuk primer menjadi produk baru yang lebih tinggi nilai ekonomisnya setelah melalui proses produksi, maka akan dapat memberikan nilai tambah karena dikeluarkan biaya-biaya sehingga terbentuk harga yang lebih tinggi dan keuntungan yang lebih besar bila dibandingkan tanpa melalui proses produksi. Untuk mengetahui besar nilai tambah yang diberikan oleh tahu tapong djoeragan pada kedelai sebagai bahan baku maka diperlukan analisis nilai tambah sehingga bisa diketahui apakah usaha yang dijalankan tersebut efisien dan memberikan keuntungan. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui pengelolahan kacang kedelai menjadi tahu tapong djoeragan (2) Menganalisis pendapatan pada olahan tahu tapong djoeragan yang ada pada umkm UD Sumber Mulya di Kota Tarakan (3) Mengetahui nilai bep pada tahu tapong djoeragan yang ada di umkm UD Sumber Mulya di Kota Tarakan (4) Mengetahui nilai tambah dari bahan baku kedelai menjadi tahu tapong djoeragan. Metode penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah pendiri umkm UD Sumber Mulya. Adapun analisis data yang digunakan analisis deskriptif, analisis pendapatan, analisis bep dan analisis nilai tambah dengan menggunakan metode hayami. Berdasarkan hasil penelitian, nilai tambah yang diperoleh pengusaha untuk produksi tahu tapong djoeragan sebesar Rp. 27.320 per kg sehingga rasio nilai tambah tahu tapong djoeragan tergolong tinggi (66,63% ? 50%).
Kata Kunci: Kedelai, Pendapatan, BEP, Nilai Tambah

Soybean is an agricultural product utilized by people as business, especially in Tarakan. Soybean is processed into tapong djoeragan tofu to gain higher selling price in market. With this business activity, processing soybean into tapong djoeragan tofu, the primary material is made into a new product with higher economic value after passing the production processes and eventually giving the added value due to the expensed costs so that higher price and more profit may be earned when compared to that without passing the production processes. To figure out the number of the added value given to tapong djoeragan tofu after the soybean as the raw material passing through the production processes, it is necessary to analyze the added value in order to reveal whether the operating business is efficient and profitable. The purposes of this research are (1) to figure out the soybean processes into tapong djoeragan tofu; (2) to analyze income earned from tapong djoeragan tofu produced by the MSME of UD Sumber Mulya of Tarakan; (3) to reveal the Break Even Point (BEP) value of tapong djoeragan tofu produced by the MSME of UD Sumber Mulya of Tarakan; (4) to uncover the added value of Soybean as the raw material to produce tapong djoeragan tofu. This research used a purposive sampling method to collect the samples which consisted of MSME founders of UD Sumber Mulya. The collected data were then analyzed using descriptive, income, BEP, and added-value analysis using Hayami method. Based on the research results, the added value obtained by the business actors in producing tapong djoeragan tofu was IDR 27,320 per kg so that the added value ratio of tapong djoeragan tofu was categorized into high (66.63% > 50 %). Keywords: Soybean, income, BEP, added value

Detail Informasi