
Penggunaan Kalimat Imperatif Dalam Bahasa Lisan Suku Tidung Di Kabupaten Tana Tidung Kalimantan Utara (Kajian Pragmatik)
Pengarang : Lilis Suryana - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2019XML Detail Export Citation
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kalimat imperatif dan mengklasifikasi jenis kalimat imperatif dalam bahasa Lisan Suku Tidung di Kabupaten Tana Tidung Kalimantan Utara menggunakan kajian pragmatik. Metode penelitian dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian bahasa bersifat deskriptif kualitatif. Data pada penelitian ini berupa data yang mencakup kalimat imperatif yang terdapat pada bahasa lisan suku tidung yang di peroleh dari hasil rekaman. Sedangkan sumber data dari penelitian ini merupakan interaksi antara mitra tutur dan lawan tutur. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, teknik simak libat cakap atau SLC, teknik rekam, dan teknik catat. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendengar kembali hasil rekaman, mentranskrip data hasil rekaman, mengidentifikasi data, mengklasifikasi data dan menganalisis data. Hasil penelitian ini menemukan jenis kalimat imperatif dalam bahasa lisan suku tidung di kabupaten tana tidung Kalimantan utara. Kalimat imperatif sangat sering digunakan dalam tuturan sehari-hari pada masyarakat suku tidung terlebih pada saat melakukan hajatan, acara keluarga maupun hal yang berkaitan dengan orang banyak. Hal tersebut ditemukan pada data yang telah tersaji pada pembahasan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini menemukan lima jenis kalimat imperatif yakni 1) kalimat imperatif biasa, 2) kalimat imperatif permintaan, 3) kalimat imperatif pemberian izin, 4) kalimat imperatif ajakan dan 5), kalimat imperatif suruhan. Data yang diperoleh sebanyak delapan puluh delapan data diantaranya yaitu: 9 data kalimat imperatif biasa, 27 data kalimat imperatif permintaan, 1 data kalimat imperatif pemberian izin dan merupakan data yang sangat jarang ditemukan dalam tuturan imperatif masyarakat suku tidung, 3 data kalimat imperatif ajakan dan 48 data kalimat imperatif suruhan dan merupakan data yang paling banyak ditemukan dalam penelitian ini. Hal tersebut karena dalam menuturkan kalimat yang ingin disampaikan penutur cenderung spontan tanpa memerhatika adanya penggunaan penanda kesantunan pada kalimat yang dituturkan.
This research was aimed to describe about the imperative sentence form and to classify imperative sentence in the Tidung tribal spoken language in Tana Tidung regency, North Kalimantan by using pragmatic study. The design of this research was descriptive qualitative. The research data in this research was the data which include imperative sentence in spoken language of Tidung tribal acquired from tape results. While, the data source in this research was the interaction between speech partner and interlocutor. The technique of collection data in this research were using observation, sibat libat cakap technique (SLC), recording technique, and note technique. The technique of analysis data in this research were listen back the recording result, transcribe the recorded data, identification the data, classify the data and analysis the data. The result of this research showed the form of imperative sentence in the Tidung tribal spoken language in Tana Tidung regency, North Kalimantan. Imperative sentence is finding ever more uses in the daily utterances of Tidung tribal community especially in neither family event nor the things related to the plurality. It found from the data in the findings. The data acquired from this research was found five imperative sentences form, includes 1) the common imperative sentence, 2) the imperative demand, 3) the granting permission sentence, 4) the invitation sentence, and 5) the order sentence. The data obtained as much as eighty eight data among them was: 9 data of common imperative sentence, 27 data of the imperative demand, 1 data of granting permission sentence and the data which is extremely rare in Tidung tribe speech, 3 data of the invitation sentence and 48 data of the order sentence and the data which often found in this research. Because, in relating the sentence, the speaker was spontaneous without pay such attention to the use of token manners in a sentence told.