
Uji Pertumbuhan Tiga Kultivar Padi Sawah (Oryza sativa L.) Malinau Dengan Dosis Pupuk NPK Phonska Yang Berbeda
Pengarang : Suwandika Safputera - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2021XML Detail Export Citation
Abstract
Pada tahun 2018 produksi padi di Indonesia mencapai 11.377. 934, 44 ton dan mengalami penurunan mencapai 10.677.877,15 ton pada tahun 2019. Sedangkan pada Provinsi Kalimantan Utara, data produksi padi yang dihasilkan pada tahun 2018 di kabupaten Malinau sebesar 8.230,39 ton sedangkan pada tahun 2019 sebesar 6. 564,07 ton. Penyebab menurunya produksi hasil panen padi yaitu kurang optimalnya pemberian pupuk. Pemupukan yang baik sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi, hal ini karena pupuk berperan dalam memberikan nutrisi pada tanah yang di gunakan sebagai media tanam. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK Phoska dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan tiga kultivar padi sawah (Oryza sativa L) Malinau. Jenis kultivar padi yang digunakan yaitu Unggul Lokal Malinau, Mente Susu dan Unggul Muncul dengan beberapa dosis pupuk NPK yaitu 34,7 g, 69,4 g dan 104,1 g. Pengaplikasian pupuk dilakukan secara bertahap dimana setiap pengaplikasian pupuk di berikan P0=sebagai kontrol (tanpa pembrian pupuk), P1=34,7. P2=69,4 dan P3=104,1 gram pada 2 MST ,4 MST dan 6 MST. Dengan cara memberikan langsung ke media tanam sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Hasil uji DMRT interaksi antara 3 Kultivar dan dosis pupuk diketahui bahwa dari ketiga kultivar (Unggul Lokal Malinau, Mente Susu dan Unggul Muncul) yang digunakan memiliki angka yang lebih baik dengan pemberian dosis pupuk 104,1 gram (P3) terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan. Sedangkan pada panjang daun hasil yang baik yaitu K1dan K3 (Unggul Lokal Malinau dan Unggul Muncul) dengan penggunaan dosis pupuk 69,4 gram (P2), kemudian pada K2 (Mente Susu) nilai kontrol (P0) lebih tinggi. Pada jumlah daun dikeathui bahwa K1 (Unggul Lokal Malinau) memiliki jumlah daun yang lebih banyak dengan pemberian dosis pupuk 104,1 gram (P3), kemudian K2 dan K3 (Mente Susu dan Unggul Muncul) lebih banyak menghasilkan daun dengan pemberian dosis pupuk 104,1 gram (P3).
Kata Kunci: Kultivar tanaman padi, dosis pupuk NPK
Rice production in Indonesia reached 11,377. 934.44 tons in 2018 and decreased to 10,677,877.15 tons in 2019. While in North Kalimantan Province, data on rice production produced in 2018 at Malinau Regency was 8,230.39 tons, and in 2019, it was 6,564.07 tons. The main cause of the production decline was the lack of optimal fertilizer application. Good fertilization affects the growth of rice plants, this is because fertilizer plays an important role in providing nutrients to the soil. By knowing the effect of applying NPK Phoska with different doses on the growth of three malinau rice cultivars (oryza sativa 1.). The types of rice cultivars used were Unggul Local Malinau, Cashew Milk and Unggul Muncul with several doses of NPK fertilizer, namely 34.7 g, 69.4 g and 104.1 g. Fertilizer application was carried out in stages where each application of fertilizer was given PO as a control (without fertilizer application), P1 34.7. P2 -69.4 and P3 = 104.1 grams at 2 MST ,4 MST and 6 MST. By giving directly to the planting medium based on predetermined doses The results of the DMRT interaction test between three rice cultivars and the doses of fertilizer showed that the three cultivars (Unggul Lokal Malinau, Mente Susu and Unggul Muncul) have better numbers with a fertilizer doses of 104.1 grams (P3) based on plant height and number of tillers. While on leaf length was KI and K3 (Local Superior Malinau and Unggul Muncul) with the use of a fertilizer dose of 69.4 grams (P2), then at K2 (Cashew Milk) the control value (PO) was higher. In the number of leaves, it was found that K1 (Local Superior Malinau) has more leaves with a dose of 104.1 grams of fertilizer (P3), then K2 and K3 (Mente Susu and Unggul Muncul) produced more leaves with a dose of 104 fertilizer, 1 gram (P3). Keywords: rice cultivars, dose of NPK fertilizer