
Pengelolaan Dan Komposisi Gulma Pada Areal Budidaya Tanaman Padi Di Pulau Tarakan
Pengarang : Nur Alisah - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2021XML Detail Export Citation
Abstract
Pengelolaan gulma dilakukan dengan cara kultur tehnis, fisik/mekanis, biologi, dan kimia. Selain itu, pengendalian tersebut juga didukung oleh informasi tentang komposisi gulma di areal budidaya tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan serta komposisi gulma yang ada di areal budidaya tanaman padi di Pulau Tarakan. Penelitian dilaksanakan di wilayah Mamburungan, Mamburungan Timur, dan Tanjung Pasir. Pengambilan sampel menggunakan metode kuadrat dengan ukuran 50 x 50 cm sebanyak 20 titik/kuadrat per lokasi yang diambil sebanyak 3 (tiga) kali. Metode wawancara dan penggunaan kuisioner digunakan untuk mengetahui pengelolaan gulma pada masing-masing areal budidaya tanaman padi. Komposisi gulma dilakukan dengan melakukan analisis vegetasi gulma yang meliputi, nilai SDR (Sum Dominance Ratio), indeks kekayaan spesies (R), indeks keanekaragaman Shanon-Wiener (H), indeks kemerataan (E), dan Indeks kesamaan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 16 spesies gulma yang tergolong ke dalam 9 famili. Spesies Monochoria vaginalis memiliki nilai SDR tertinggi di Mamburungan (32,7), dan Mamburungan Timur (35,9), sedangkan di Tanjung Pasir spesies Fimbristylis littoralis (32,0). Indeks kekayaan spesies dan keanekaragaman Shanon-Wiener, dan indeks kemerataan pada Mamburungan Timur (R=1,04; H’=1,34; E=0,61), Mamburungan (R=1,49; H’=1,64; E=0,64), dan Tanjung Pasir masing-masing sebesar (R=0,81; H’=1,36; E=0,70). Lokasi Mamburungan dan Tanjung pasir memiliki indeks kesamaan tertinggi yaitu sebesar 70 %, sedangkan indeks terendah pada lokasi Mamburungan dengan Mamburungan Timur yakni 55%. Pengelolaan gulma pada lokasi Mamburungan dilakukan dengan cara setelah padi dipanen lahan dibajak lalu dibiarkan, mendekati masa tanam lahan dibajak kembali, kemudian penyemprotan dilakukan sebanyak 1 kali dan penyiangan 2 kali. Sedangkan pada daerah Mamburungan Timur dan Tanjung Pasir setelah panen lahan dibiarkan, mendekati masa tanam lahan baru akan diolah kembali, kemudian penyemprotan sebanyak 2 kali dan tidak dilakukan penyiangan.
Kata Kunci: Gulma, Padi, Pengelolaan, Tarakan
Weed management is carried out by means of technical, physical/mechanical, biological and chemical culture. In addition, the control is also supported by information on the composition of weeds in the cultivation area. This study aims to determine the management and composition of weeds in the rice cultivation area on Tarakan Island. The research was carried out in the Mamburungan, East Mamburungan, and Tanjung Pasir areas. Sampling using the quadratic method with a size of 50 x 50 cm as many as 20 points/squared per location taken 3 (three) times. Interviews and questionnaires were used to determine weed management in each rice cultivation area. Weed composition was carried out by analyzing weed vegetation which included the value of SDR (Sum Dominance Ratio), species richness index (R), Shannon-Wiener diversity index (H), evenness index (E), and similiarity index. The results showed that there were 16 species of weeds belonging to 9 families. Monochoria vaginalis species had the highest SDR values in Mamburungan (32.7) and East Mamburungan (35.9), while in Tanjung pasir the species Fimbristylis littoralis (32.0). The Shannon-Wiener species richness and diversity index, and the evenness index in Eastern Mambirds (R=1.40; H’=1.34; E=0.61), Mambirds (R=1.49; H’=1.64; E=0.64), and Tanjung Pasir, respectively (R=0.81; H’=1.36; E=0.70). Mamburungan and Tanjung Pasir location have the highest similiarity index of 70%, while the lowest index is at the Mamburungan and East Mamburungan location, which is 55%. Weed management at the Mamburungan location is carried out by plowing the land after the rice is harvested and leaving it alone, approaching the planting period the land is plowed, then spraying is done 1 time, and weeding 2 times. Meanwhile, in the East Mamburungan and Tanjung Pasir, after harvesting the land is left alone, approaching the planting period the new land will be reprocessed, then sprayed 2 times and no weeding is done. Keywords: Weeds, Rice, Management, Tarakan