
Makna yang Terkandung Dalam Rumah Adat Dayak Kenyah Di Desa Setulang Kabupaten Malinau (Kajian Semiotika)
Pengarang : Laila Sari - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2020XML Detail Export Citation
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna apa yang terdapat di dalam rumah adat di Desa Setulang Kabupaten Malinau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari masyarakat suku Dayak Kenyah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan catat. Teknik analisis data di lakukan dengan mengumpulkan data yang telah dicatat dan yang telah di dokumentasi, kemudian mendeskripsikan makna yang terdapat di dalam rumah adat Dayak kenyah, dan membuat kesimpulan dari data yang di dapat. Jumlah keseluruhan data yang terkumpul pada penelitian ini yaitu sebanyak 36, data penelitian terdiri atas 8 data berupa ukiran, 4 data berupa gambar, 3 data berupa pahatan, 9 data berupa benda, 6 data berupa warna dan 6 data berupa arsitektur. Dari hasil pemaknaan secara semiotik dengan menggunakan teori segitiga makna, maka di peroleh kesimpulan bahwa data yang berada di dalam rumah adat tersebut memiliki makna yang berbeda beda. Long goleng, Lenco, talawang, Udo, Perisai, Mandau, Sape dan warna merah memiliki makna dapat memanggil roh nenek moyang yang memiliki kekuatan. Selibit,Folo,Kelunan,Fala Adet dan Kelupi memiliki makna kebersamaan dan kerukunan masyarakat Suku Dayak Kenyah yang tidak ada putus-putusnya. Kelunan,Ka’cet, Nga’noq, Melepeg dan Telingaan Aruu memiliki makna untuk memperkenalkan kebudayaan yang ada di dalam Suku Dayak Kenyah. Terfazho, Sapuk, Saung dan Pakaian adat laki-laki memiliki makna status sosial mayarakat. Belogo, warna kuning, putih, hitam, hijau dan biru memiliki makna religius sebagai tanda terima kasih masyarakat Dayak Kenyah kepada Tuhan yang telah memberikan mereka kehidupan serta alam yang berperan menjadi sumber kehidupan mereka dan arsitektur yang memiliki makna memberikan perlindungan di setiap masyarakat memasuki rumah adat.
This Study aimed at describing the meanings of things in a traditional house in the village of Setulang, Malinau Discrict. This research used qualitative method. Sources of data in this study were obtained from the Dayak Kenyah tribe. Data collection techniques used in this study were observation, interview, documentation and note taking. The recorded and documented data were collected and analyzed, and then the meanings contained in the Dayak traditional house were described, and finally conslusions were made. The total amount of ata collected in this study were 36 that consisted of 8 in the form of carvings, 4 in the form of images, 3 in the form of sculpture, 9 in the form of object, 6 in the form of color and 6 in the form of architecture. The results of the semiotic interpretation, using the meaning triangle theory, indicated that the semiotic interpretation, using the meaning triangle theory, indicated that the things inside the tradiotional house have different meanings. Long ngoleng, Lenco, Talawang, Udo, Shield, Mandau, Sape and the color red meant to call the spirints of ancestors who have power. Selibit, Folo, Kelunan, Fala Adet and Kelupi had the meaning of together ness and harmony of the Dayak Kenyah tribe that is unbroken. Kelunan, Ka’cet, Nga’noq, Melepeg, and Telingaan Aruu had the meaning to introduce the culture that exists in the Dayak Kenyah tribe, Terfazho, Sapuk, Saung and traditional clothes of men had the meaning of social status in society. Belogo, the colors yellow, white, black, green and blue had a religious meaning as a sign of gratitude for the Dayak Kenyah people to God who have given them life and nature that have a role to be the source of their lives, and the architecture had the meaning of providing protection in every community entering tradiotional houses.