Pemanfaatan Daun Pinus Jarum untuk Dijadikan Briket Biocoal sebagai Energi Listrik Alternatif | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Pemanfaatan Daun Pinus Jarum untuk Dijadikan Briket Biocoal sebagai Energi Listrik Alternatif

Pemanfaatan Daun Pinus Jarum untuk Dijadikan Briket Biocoal sebagai Energi Listrik Alternatif

Pengarang : Herawati - Personal Name;

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2021
XML Detail Export Citation
    SKRIPSI

Abstract

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran ternak. Biomassa ini dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi yang cocok dikembangkan di Tarakan. Salah satu sumber biomassa yang melimpah adalah daun pinus jarum banyak ditemukan di kampus UBT, Pesisir pantai amal dan Persemaian Kota Tarakan. Pemilihan daun pinus jarum yang berguguran sebagai biomassa pada penelitian ini didasarkan atas belum adanya pemanfaatan sampah daun pinus. Dengan demikian pada penelitian kali ini sampah daun pinus jarum kering akan dimanfatkan untuk dibuat menjadi briket yang di campur dengan batubara dengan varian komposisi perekat. Varian perekat yang digunakan ada 3 jenis, sagu, tepeng kanji dan tanah liat. Dari 3 jenis perekat masing-masing sampel diuji untuk mendapatkan nilai kadar air, kadar abu, kalor dan energi listrik. Briket dapat dikatakan baik jika memiliki nilai kadar air dibawah 8% menurut SNI. Briket sudah memenuhi niali standar SNI dibawah 8% dengan nilai kisaran 5%- 7%. Kadar abu pada penelitian ini sudah memenuhi standar SNI yaitu dibawah 8%, tetapi pada perekat tanah liat memiliki kadar abu yang mendekati 8% yaitu sebesar 7,95%. Nilai tegangan dan arus dipengaruhi oleh komposisi sampel, dimana semakin kecil persentase kadar daun pinusnya maka semakin kecil, begitu juga sebaliknya. Nilai kalor didapatkan dari hasil analisa data yang ada hingga mendapatkan nilai kalor yang cukup besar yaitu kisaran nilai 4500 J. Nilai daya yang didapatkan per satu buah briket kisaran nilai 2,8 watt. Penggunaan batu bara muda pada penelitian ini disebabkan karena lebih mudah untuk ditemukan, sedangkan jika menggunakan batu bara tua akan lebih sulit untuk mendapatkannya, yang biasanya hanya terdapat di area pertambangan.

Biomass is organic material produced through the photosynthetic process in the form of products or waste. Examples of biomass include plants, trees, grass, agricultural waste, forest waste, feces and livestock manure. This biomass can be used as an alternative fuel to replace petroleum which is suitable for development in Tarakan. One of the abundant sources of biomass is needle pine leaves which are found on the UBT campus, Pesisir Charity Beach and Tarakan City Nursery. The selection of fallen needle pine leaves as biomass in this study was based on the absence of utilization of pine leaf waste. Thus, in this study, dry needle pine leaf waste will be utilized to make briquettes mixed with coal with a variant of adhesive composition. There are 3 types of adhesives used, sago, starch starch and clay. Of the 3 types of adhesives, each sample was tested to obtain the value of moisture content, ash content, heat and electrical energy. Briquettes can be said to be good if they have a water content value below 8% according to SNI. Briquettes have met the SNI standard value below 8% with a value in the range of 5%-7%. The ash content in this study has met the SNI standard, which is below 8%, but the clay adhesive has an ash content close to 8%, which is 7.95%. The value of voltage and current is influenced by the composition of the sample, where the smaller the percentage of the pine leaf content, the smaller it is, and vice versa. The calorific value is obtained from the analysis of existing data to obtain a large enough heating value, namely the range of 4500 J. The power value obtained per one briquette is 2.8 watts. The use of light coal in this study is because it is easier to find, while using old coal will be more difficult to obtain, which is usually only found in mining areas.

Detail Informasi