Dekonstruksi Dalam Teks Naratif Ngawur Karena Benar Karya Sujiwo Tejo | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Dekonstruksi Dalam Teks Naratif  Ngawur Karena Benar  Karya Sujiwo Tejo

Dekonstruksi Dalam Teks Naratif Ngawur Karena Benar Karya Sujiwo Tejo

Pengarang : Ratno Yugo Saputro - Personal Name;

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2014
XML Detail Export Citation
    SKRIPSI

Abstract

Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah “Bagaimana hasil dekonstruksi dalam teks naratif Kinclong Banyuwangi Bagi Asterix karya Sujiwo Tedjo?”, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dekonstruksi dalam teks naratif Kinclong Banyuwangi Bagi Asterix karya Sujiwo Tedjo. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu teknik simak, maksudnya peneliti membaca teks naratif “Ngawur Karena Benar” khususnya “Kinclong Banyuwangi bagi Asterix” secara keseluruhan dan memahaminya. Selanjutnya menggunakan teknik catat. Teknik catat, yaitu peneliti mencatat teks-teks, baik berupa paragraf kalimat maupun dialog antar tokoh yang menggambarkan teks dekonstruksi dan memasukkan dalam korpus data. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan teori dekonstruksi. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, yaitu dimulai pada bulan Juli. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa, dekonstruksi dalam teks naratif, “Kinclong Banyuwangi bagi Asterix” karya Sujiwo Tejo dapat disimpulkan dalam beberapa hal, yaitu terdapat 21 (dua puluh Satu) data yang dapat dianalisis dengan menggunakan analisis Paradigma Berpikir dan analisis Paradigma Kajian Strukturalis yang terdapat di dalam Teks Naratif , “Kinclong Banyuwangi Bagi Asterix”. Analisis Paradigma Berpikir di bagi ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu penggunaan istilah, keambiguan makna jamak, dan pembiasan makna. Kemudian, Paradigma Kajian Strukturalis di bagi ke dalam 4 (empat) golongan, yaitu tokoh dan penokohan, setting/latar, tema, dan plot/alur. Sehingga kesimpulan dari penelitian ini adalah, teks “Kinclong Banyuwangi Bagi Asterix” ini sangat kaya akan pengurangan gagasan dan penata ulangan kembali, baik paradigma berpikir maupun paradigma kajian strukturalis karya fiksi.

Tidak Tersedia Deskripsi

Detail Informasi