
Pola Konsumsi Masyarakat Perbatasan Indonesia – Malaysia (Studi Kasus Kecamatan Sebatik Timur Kabupaten Nunukan)
Pengarang : Rahmad Yudanto - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2013XML Detail Export Citation
Abstract
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sebatik Timur Kabupaten Nunukan dengan jumlah penduduk 12906 jiwa dengan kepala keluarga 3016, luas wilayah 39,3 Km2. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang menyangkut tentang pembangunan ekonomi, teori dan funsi pendapatan, teori prilaku konsumen, teori dam fungsi konsumsi, teori dan fungsi konsumsi keynes, pengertian kebutuhan hidup minimum dan definisi konsepsional, sedangkan metode penelitian memuat tentang definisi operasional, rincian data yang di perlukan, metode pengumpulan data, dan alat analisis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pola konsumsi masyarakat perbatasan Indonesia – Malaysia yang ada di Kecamatan Sebatik Timur. Jumlah pendapatan per Bulan dari 100 responden adalah Rp. 215.700.000,- pengeluaran konsumsi Rp. 104.627.400,- dan tabungan masyarakat adalah Rp. 111.072.600,- sehingga pendapatan rata – rata per Bulan masyarakat dari 100 responden adalah Rp. 2.157.000,- Konsumsi rata – rata per Bulan Rp. 1.046.274,- dan Tabungan rata – rata per Bulan Rp 1.110.726,-. Dari hasil penelitian di peroleh kecendrungan menambah konsumsi MPC atau Marginal propensity to Consume masyarakat Kecamatan Sebatik Timur sebesar 0,006. Dari 100 responden barang Indonesia yang paling banyak di konsumsi oleh masyarakat Kecamatan Sebatik Timur dari kategori Barang Pangan yaitu teh / kopi sebanyak 83 responden, Bahan bakar dan Penerangan yaitu Minyak Tanah sebanyak 80 responden, Kebutuhan Sandang yaitu Kemeja sebanyak 57 responden, Kebutuhan Barang Kesehatan yaitu shampo sebanyak 87 responden, Kebutuhan Pendidikan yaitu Ballpoint / pensil sebanyak 73 responden, Kebutuhan Perumahan dan Fasilitas yaitu Sapu ijuk sebanyak 51 responden. Dari 100 responden barang Malaysia yang paling banyak di konsumsi oleh masyarakat Kecamatan Sebatik Timur dari kategori Barang Pangan yaitu Minyak Goreng sebesar 89 responden. Jika dilihat gambaran selera masyarakat dari 100 responden sanagat banyak masyarakat yang mengkonsumsi barang malaysia khususnya dibidang pangan, hal tersebut di karnakan kurangnya ketersediaan barang indonesia, sehingga pemerintah harus serius menanggapi hal tersebut agar masyarakat kecamatan sebatik timur tidak terus – terusan bergantung oleh negara Malaysia.
This research was conducted in Kecamatan Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan with 12906 residents, 3016 patriarchs, and the wide of region is 39,3 km2. The basic theory that is used in this research is the things that concern about economic development, theory and consumption function, theory and consumption keynes function, definitions of substance minimum and conceptual, whereas the research methods includes on operational definitions, details of the required data, methods of data collection and analysis instruments. The purpose of this research is to know how the patterns of consumption at the border society of Indonesia – Malaysia in Kecamatan Sebatik Timur. The amount of 100 respondents’ income of a month is Rp. 215.700.000,-the consumption outlay is Rp. 104.627.400,- and public savings is Rp. 111.072.600,- so the average income of a month from 100 respondents is Rp. 2.157.000,- the average consumption for a month is Rp. 1.046.274,- and the average of savings for a month is Rp. 1.110.726,-. The result of the research is the tendency of society in Sebatik Timur to increase the Marginal propensity to Consume (MPC) is 0,006. From 100 respondents, Indonesia’s most goods consumed by society in Sebatik Timur are the food items categories (tea / coffee) is 83 respondents, fuel and lighting (kerosene) is 80 respondents, clothing (shirt) is 57 respondents, needs of health goods (shampoo) is 87 respondents, educational needs ( pen/pencil) is 73 respondents, housing needs and facilities (broom fibers) is 51 respondents. From 100 respondents, Malaysia’s most good consumed by society in Sebatik Timur is the food items categories (cooking oil) is 89 respondents. Based on sense of 100 respondents, many people who consume goods made in Malaysia especially in food category. It was due to lack of availability of goods made in Indonesia, so in this case, government should seriously address it so that society in Sebatik Timur do not continue to rely on goods made in Malaysia