
Sistem Irigasi Tetes Berbasis Mikrokontoler Untuk Budidaya Tanaman Cabai Pada Tanah Latosol
Pengarang : Pratiwi Lestari Sarwendah - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2016XML Detail Export Citation
Abstract
Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa setidaknya sekitar 70% dari tumbuh tanaman memerlukan air untuk melakukan aktivitas fisiologinya. kekurangan dan kelebihan air akan berdampak sangat nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Misalnya pada kondisi tanaman kekurangan air dapat menghambat pertumbuhan tanaman, tanaman menjadi kerdil, daun tanaman layu dan berwarna kekuningan, tanaman rentan terhadap serangan hama dan penyakit, batang tanaman menjadi kecil dan ramping. Ini juga berdampak pada tanaman ketika kondisi tanah berlebihan air seperti akar tanaman menjadi busuk, rentan terhadap serangan hama dan penyakit terutama yang menyerang melalui akar, batang tanaman lemah sehingga mudah rebah, daun tanaman berwarna hijau tua dan daun yang telah tua mudah gugur, kwalitas dan kuantitas hasil yang rendah dan tidak tahan lama. Maka akan dirancangan penyiraman tanaman otomatis yang dapat membantu para pembudidaya tanaman terutama cabai. Agar kelembaban tanah dari tanaman dapat tetap terjaga dengan menggunakan sensor soil moisture. Dengan menggunakan metode tetes dan sensor soil moisture seperti ini tanah dapat terjaga kelembabannya tetap pada range 40%-60% untuk tanaman cabai. Sehingga keadaan tanah tersebut tidak akan membuat tanaman mengalami kebusukan. Demikian nilai parameter pengukuran kelembaban pada tanah dengan sensor soil moisture (dry+ = 2,45 volt, dry = 3,12 volt, nor = 3,51 volt dan wet = 3,81 volt). Dari hasil penelitian telah dirancang dan dibangun sebuah alat dengan sistem irigasi tetes berbasis mikrokontroler untuk budidaya tanaman cabai pada tanah latosol yang mempunyai nilai akurasi sensor soil moisture terhadap kelembaban pada tanah sebesar 99,24%.
Of several studies suggest that at least about 70% of growing plants require water to perform the activitiy physology. Shortage and excess water will have very significant effect on plant growth and development. For example on crop conditions lack of water can inhibit the growth of plants , the become stunted, wilted plants leaves and yellowish plants are susceptible to pests and diseases, the plants stem even become small and slender. This also had an impact on the plant when the sooil conditions of excessive water as the plant roots to rot, susceptible to pests and diseases, especially that attacks through the roots, stems of plans weak, so easily Tebah, plants leaves dark green and the leaves that have parents easily fall, quality and the quantity of low yield and not durable. It will be designed automatic plant watering to help farmers plant mainly chili. To damp soil from the plant can be maintained by using a soil moisture sensor. Using drops and soil sensors moisture such land can be more supple figure remains in the range 0f 40%-60% for chili crop. So that when the ground is not going to make the plant run into decay. Thus the value of the parameter measurement on soil moisture sensor. (dry+ = 2,45 volt, dry = 3,12 volt, nor = 3,51 volt and wet = 3,81 volt). From the research results have designed and built a device with a drip irrigation system based microcontroller for chili cultivation in soil that has a value latosol soil moisture sensor accuracy to moisture in the soil by 99.24%