
Analisis Komparasi Tebal Perkerasan Lentur Pada Ruas Jalan Tanah Kuning - Karang Tigau Pada STA.0+000 S/D 9+225 Dengan Metode Analisa Komponen Bina Marga 1987 Dan Metode Aashto 1993
Pengarang : Mahmud - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2016XML Detail Export Citation
Abstract
Pembangunan Ruas Jalan Provinsi ini untuk mendukung akses jalan menuju Rencana Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning, Kawasan Objek Wisata Bahari di Kabupaten Bulungan dan menambah alternatif jalan yang menghubungkan Kabupaten Berau dengan Kabupaten Bulungan pada Ruas Tanjung Selor – Tanah Kuning – Tanjung Batu – Tanjung Redeb, dan direncana jalan yang ada saat ini dari Tanjung Selor menuju Tanjung Redeb dengan kondisi berbelok-belok dan naik turun perbukitan akan dilakukan perbaikan alinyemen berupa pengkondisian trase jalan yang lurus, lebar dan relatif datar sehingga mobilitas pengguna jalan dapat melintasi dengan cepat dan lancar dengan waktu tempuh yang singkat. Adapun metode yang digunakan dalam perhitungan perencanaan tebal perkerasan lentur yang digunakan dewasa ini banyak ragamnya, di Indonesia umumnya digunakan adalah Metode AASHTO 1993 (American Association of State Highway Transportation Official) dari Amerika Serikat. Metode Analisa Komponen dari Bina Marga 1987. Dalam studi analisis komparasi tebal perkerasan lentur pada ruas jalan Tanah Kuning - Karang Tigau pada sta. 0+000 s/d 9+225 dengan metode analisa komponen bina marga 1987 dan metode AASHTO 1993 ini diperoleh hasil Metode Analisa Komponen Tebal Lapis Pondasi Bawah = 10 cm, Tebal Lapis Pondasi Atas = 20 cm, Tebal Lapis Permukaan = 10 cm sementara Metode AASHTO 93 didapatkan hasil Tebal Lapis Pondasi Bawah = 23 cm, Tebal Lapis Pondasi Atas = 9 cm, Tebal Lapis Permukaan = 3 cm.
Road construction this province to support the access road to Plan for the Industrial Zone and the International Port (Kipi) Tanah Kuning, Region Maritime Tourism Object in Bulungan and add alternative road connecting the district of Berau Regency of Bulungan in Ruas Tanjung Selor - Tanah Kuning - Tanjung Batu - Tanjung Redeb, and planning the existing road from Tanjung Selor to Tanjung Redeb with the conditions of winding and up and down hills will be improved alignment in the form of conditioning trace of the straight path, wide and relatively flat so that the mobility of road users can cross quickly and smooth with a short travel time. The methods used in calculating the thickness of flexible pavement design used today are manifold, in Indonesia commonly used method in 1993 AASHTO (American Association of State Highway Transportation Official) of the United States. Component analysis method of Highways, 1987. In a study of comparative analysis thick flexible pavement on Tanah Kuning-Karang Tigau at sta. 0 + 000 s/d 9 + 225 with methods of analysis components Bina Marga in 1987 and the methods of AASHTO 1993 it yielded Methods Component Analysis Thick Base Down = 10 cm, thickness Base Up = 20 cm, Thick Layer Surface = 10 cm while Method AASHTO 93 Results Under Base thickness = 23 cm, thickness Base Up = 9 cm, Surface Layer thickness = 3 cm.