Ungkapan Serapah Dalam Novel Srondol Gayus Ke Italy Karya Hazmi Srondol (Kajian Sosiolinguistik) | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Ungkapan Serapah Dalam Novel Srondol Gayus Ke Italy Karya Hazmi Srondol (Kajian Sosiolinguistik)

Ungkapan Serapah Dalam Novel Srondol Gayus Ke Italy Karya Hazmi Srondol (Kajian Sosiolinguistik)

Pengarang : Yustina Lumbaa - Personal Name;

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2015
XML Detail Export Citation
    SKRIPSI

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, referensi, dan fungsi ungkapan serapah yang terdapat dalam novel Srondol Gayus ke Italy dengan Sosiolinguistik. Sumber data penelitian ini adalah Novel Srondol Gayus Ke Italy Karya Hazmi Srondol cetakan pertama tahun 2011 dan diterbitkan oleh PT Mesem Media. Penelitian ini difokuskan pada ungkapan serapah dalam novel Srondol Gayus Ke Italy yang dikaji secara Sosiolinguistik. Data diperoleh dengan teknik baca, simak dan catat. Data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya ungkapan serapah dalam novel Srondol Gayus Ke Italy sebagai berikut: Pertama, terdapat 3 bentuk ungkapan serapah yang merupakan wujud ujaran dengan pilihan kata, frasa, dan klausa yang tepat digunakan sebagai alat pengungkap perasaan tokoh. Kedua, terdapat 13 referensi ungkapan serapah yang merupakan rujukan ungkapan serapah yaitu keadaan, binatang, sifat manusia, tiruan bunyi, kekurangan fisik manusia, makhluk halus, jenis pekerjaan, bahasa daerah, aktivitas seksual, bagian tubuh, nama tokoh, pengalaman negatif manusia dan emosi. Ketiga, terdapat 24 ragam fungsi ungkapan serapah, selain menjadi sarana pengungkap rasa marah juga digunakan sebagai kebiasaan atau aturan kelompok, menghina, mencerca, mengancam, mengejutkan, menyakiti/mengganggu, sebagai candaan atau bertujuan untuk melawak, untuk mengungkapkan emosi yang kuat, berat, atau ekstrem, untuk menyatakan emosi, baik yang ditujukan langsung maupun yang tidak ditujukan langsung pada orang lain, untuk tujuan menghina ataupun sekadar cara bicara (lazy speaking), mengungkapkan suatu rasa sakit dan tak terduga, mengungkapkan frustasi dan jengkel, untuk menguatkan argumen seseorang, mencari perhatian, mendiskreditkan, menghasut, mengidentifikasi, sebagai katarsis, untuk memperkokoh keanggotaan di dalam kelompok, menetapkan batas dan norma sosial bagi penggunaan bahasa, mengungkapkan rasa kesal, mengungkapkan rasa kecewa, mengungkapkan penyesalan, mengungkapkan keheranan, dan mengungkapkan sarana keintiman dalam suatu pergaulan.

Tidak Tersedia Deskripsi

Detail Informasi