Potret Kehidupan Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan Dalam Novel Bekisar Merah Karya Ahmad Tohari (Kajian Sosiologi Sastra) | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Potret Kehidupan Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan Dalam  Novel Bekisar Merah Karya Ahmad Tohari (Kajian Sosiologi Sastra)

Potret Kehidupan Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan Dalam Novel Bekisar Merah Karya Ahmad Tohari (Kajian Sosiologi Sastra)

Pengarang : Novita Sari - Personal Name;

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2015
XML Detail Export Citation
    SKRIPSI

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan pola kehidupan yang terjadi antara masyarakat pedesaan dan perkotaan yang tergambar dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari Sumber data penelitian ini berupa novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari yang memiliki tiga ratus enam puluh halaman beserta cover, merupakan cetakan pertama yang diterbitkan pada tahun 2011 oleh penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum. Penelitian ini terfokus pada pola kehidupan masyarakat pedesaan dan perkotaan melalui kajian Sosiologi Sastra. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Data diperoleh dengan teknik baca catat selain itu menggunakan teknik analisis menggunakan cara mengindentifikasi, dikumpulkan, dan dikelompokkan, selanjutnya diinterpretasikan. Data dalam penelitian ini berupa kata, klausa, kalimat, dan paragraf yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat pedesaan dan perkotaan yang terekspresi dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari. Hasil penelitian ini menunjukkan hal-hal sebagai berikut: Pertama, lingkungan, yaitu pemandangan alam pedesaan dengan hutan lebat dan asri sedangkan pemandangan perkotaan yang penuh dengan gedung besar yang tinggi. Kedua, pekerjaan atau mata pencaharian, yaitu mata pencaharian di daerah pedesaan adalah bertani atau berkebun, sedangkan di perkotaan lebih banyak bidang. Ketiga, gambaran sosial (pelapisan sosial, yaitu di pedesaan seorang ditempatkan pada sistem kasta sedangkan masyarakat perkotaan menempatkan seorang pada kemampuan dan keahlian yang dimemilikinya. Interaksi sosial yaitu, masyarakat perkotaan sudah mulai menggunakan telepon, berbeda dengan masyarakat pedesaan berhubungan dengan tatap muka. Pola kepemimpinan, yaitu golongan orang tua pada masyarakat pedesaan memegang sebagai pemimpin. Masyarakat perkotaan berdasarkan pendidikan yang ditempuhnya. Standar kehidupan, yaitu masyarakat desa yang sederhana. Di kota, masyarakatnya lebih mewah. Hubungan kekerabatan, yaitu masyarakat desa kepedulian lebih tinggi. Masyarakat perkotaan melakukan segala dengan diri sendiri. Nilai dan sistem nilai, yaitu pandangan baik dan berguna oleh masyarakat. Masyarakat pedesaan berpikir akan kepercayaan leluhurnya sedangkan masyarakat perkotaan lebih realistis.

Tidak Tersedia Deskripsi

Detail Informasi