
Penokohan, Setting Dan Gaya Bahasa Dalam Novel Negeri Para Bedebah Dan Negeri Di Ujungtanduk Karya Tere Liye (Kajian Struktural)
Pengarang : Dewi Agustina - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2015XML Detail Export Citation
Abstract
Penelitian ini bertujuan untung membandingkan Penokohan, Setting, dan Gaya Bahasa yang terdapat dalam novel Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk Karya Tere Liye. Penelitian ini menarik dilakukan karena; (1) karya Tere Liye lebih condong bertemakan tentang cinta dan islami namun dalam novel ini Tere Liye menceritakan tentang permasalahan ekonomi dan politik yang terjadi di Indonesia, (2) berusaha menemukan sisi persamaan Penokohan, setting, dan gaya bahasa yang terdapat dalam Novel Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk, (3) Novel Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk belum pernah diteliti, khususnya dengan metode sastra bandingan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, prosedur penelitian yang menghasilkan data deksriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati dalam novel. Penulis menganalisis kajian struktural berupa penokohan, setting, dan gaya bahasa dalam kedua novel tersebut. Penyajian data dalam penulisan skripsi ini berupa kata, frase, klausa, dan kalimat yang mendukung diperolehnya data perupa penokohan, setting, dan gaya bahasa dalam novel Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk Karya Tere Liye. Data diperoleh dengan teknik baca, catat. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Penokohan, Setting, dan Gaya Bahasa dalam novel Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk memeiliki kesamaan. Kesamaan Tokoh Julia dan Maryam yang sama-sama berprofesi sebagai wartawan yang mewawancarai Tommi dan akhirnya membantu Tommi untuk menyelesaikan semua masalahnya, persamaan setting waktu cerita yang hanya hitungan jam dan hari, setting tempat yang sama seperti, kantor, bandara, penjara bagaimana Tommi bisa meloloskan diri dari kejaran polisi yang mengepung tempat itu. Kesamaan gaya bahasa, penggunaan gaya bahasa yang sama seperti majas persamaan atau simile, majas personifikasi, majas sarkasme, dan majas hiperbola. Majas-majas yang di bandingkan masing-masing berjumlah sepuluh untuk mencari persamaan dan perbedaan dalam majas tersebut.
Tidak Tersedia Deskripsi