
Analisis Penerapan Safety Plan Pada Pasien Homoseksual Gay Dengan Diagnosis Keperawatan Risiko Bunuh Diri
Pengarang : Indah Cahyani - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2025XML Detail Export Citation
Abstract
Kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) dianggap sebagai penyimpangan karena tidak sejalan dengan nilai-nilai budaya, agama, dan moral yang dianut secara umum sehingga membuat kaum LGBT mengalami tekanan sosial, penolakan, dan stigma masyarakat secara terus menerus yang berdampak pada gangguan kesehatan mental, termasuk peningkatan risiko bunuh diri. Risiko bunuh diri merupakan potensi yang dimiliki seseorang untuk melukai dirinya sendiri dengan tujuan mengakhiri hidup. Risiko bunuh diri yang muncul pada seseorang dapat berupa isyarat, ancaman, dan percobaan bunuh diri. Safety plan sebagai suatu pendekatan yang melibatkan verbal kontrak di mana pasien setuju untuk menghindari upaya bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas safety plan dalam menurunkan tingkat risiko bunuh diri pada klien. Sebanyak 2 orang klien yang memiliki perilaku risiko bunuh diri diberikan intervensi keperawatan generalis dan intervensi safety plan yang dilaksanakan 5 hari. Kedua klien dilakukan pengukuran tingkat risiko bunuh diri dengan kuesioner penilaian risiko bunuh diri sebelum dan sesudah intervensi safety plan untuk mengetahui perubahan tingkat risiko bunuh diri. Terdapat penurunan tingkat risiko bunuh diri pada Tn. R, dari skor 11 menjadi 8 (keduanya dalam kategori risiko tinggi), sedangkan pada Tn. A dari skor 6 (risiko tinggi) menjadi 1 (risiko rendah). Hal ini menunjukkan adanya perubahan positif dalam tingkat risiko bunuh diri pada kedua klien. Meskipun Tn. R masih berada dalam kategori berisiko tinggi, penurunan skor mencerminkan adanya perbaikan setelah implementasi intervensi inovatif, dimana kedua klien mulai mampu mengendalikan perilaku bunuh diri mereka. Hasil ini menunjukkan bahwa intervensi safety plan efektif dalam menurunkan tingkat risiko bunuh diri pada klien.
Kata Kunci: Homoseksual, Risiko Bunuh Diri, Safety Plan
Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender (LGBT) groups are considered deviant because they do not align with generally accepted cultural, religious, and moral values, causing LGBT people to experience continuous social pressure, rejection, and societal stigma that impacts mental health disorders, including an increased risk of suicide. Suicide risk is the potential for someone to harm themselves with the intention of ending their life. Suicide risk that appears in someone can be in the form of signals, threats, and suicide attemps. A safety plan is an approach that involves a verbal contract in which the patient agrees to avoid suicide attemps. The purpose of this study was to determine the effectiveness of a safety plan in reducing the level of suicide risk in clients. A total of two clients with suicidal risk behaviour were given general nursing interventions and a safety plan intervention that was implemented for 5 days. Both clients were measured for their level of suicide risk using a suicide risk assessment questionnaire before and after the safety plan intervention to determine changes in their level of suicide risk. There was a decrease in the level of suicide risk in Mr. R, from a score of 11 to 8 (both in the high-risk category), while in Mr. A score of 6 (high risk) decreased to 1 (low risk). This indicated a positive change in the suicide risk level of both clients. Although Mr. R remained in the high-risk category, the decrease in score reflected improvement after the implementation of the innovatife intervention, where both clients began to be able to control their suicidal behaviour. These results indicated that the safety plan intervention was effective in reducing the suicide risk level of the clients. Keywords: Homosexuality, Suicide Risk, Safety Plan