
Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kota Tarakan
Pengarang : Novi Ardianti Pratama Putri - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan.,XML Detail Export Citation
Abstract
Masa remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang telah melalui semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa perubahan psikologis,dan perubahan sosial. Merokok pada usia remaja memiliki dampak yang serius. Nikotin dalam rokok bersifat adiktif dan dapat mengganggu perkembangan otak yang berlangsung hingga usia 25 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku merokok pada siswa Sekolah Menegah Pertama Negeri di Kota Tarakan, dengan fokus pada karakteristik usia, jenis kelamin, frekuensi merokok, perilaku merokok. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan sampel 355 responden yang dipilih secara random sampling. Hasil penelitian menujukan mayoritas responden memiliki perilaku kurang (65,6%). Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa perilaku merokok pada remaja Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Tarakan berada pada katagori kurang. Oleh karna itu sekolah perlu menerapkan kebijakan kawasan tanpa rokok, mengadakan program edukasi anti rokok yang melibatkan siswa, serta menyelenggarakan penyuluhan rutin bagi guru dan orang tua tentang strategi pencegahan merokok pada remaja.
Kata Kunci: Perilaku merokok, Remaja, Sekolah Menegah Pertama.
Adolescence is a transitional period from childhood to adulthood, marked by psychological and social changes as preparation for adulthood. Smoking during adolescence has serious consequences. Nicotine in cigarettes is addictive and can disrupt brain development, which continues until the age of 25. This study aims to investigate smoking behavior among students at a Jumor High School in Tarakan City, focusing on age characteristics, gender, smoking frequency, and smoking behavior. The study was quantitative descriptive research with a sample of 355 respondents selected through random sampling. The results of the study indicated that the majority of respondents have insufficient preventive measures (65.6%). The conclusion of the study is that smoking behavior among junior high school students in Tarakan City falls into the category of insufficient preventive measures. The recommendation of this study is that schools need to implement smoke-free policies, conduct anti-smoking education programs involving students, and hold regular counselling sessions for teachers and parents on smoking prevention among adolescents. Keywords: Smoking behavior, Adolescents, Junior High School, Supervisor