
Pinjaman Rupiah Dan Valas Terhadap Peningkatan Output Pertanian Di Indonesia
Pengarang : Sarmita - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2025XML Detail Export Citation
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis produktivitas dan efektivitas pembiayaan perbankan sektor pertanian terdapat output di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan data sekunder hasil publikasi Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Pada penelitian ini menggunakan data time series dari tahun 2018, 2021, 2024. Dalam penelitian ini menggunakan alat analisis produktivitas, Incremental Capital Output Rasio, Tipologi Klassen, perencanaan kebutuhan kapital. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa provinsi dengan produktivitas tertinggi di tahun 2018 adalah provinsi Riau dengan nilai rata-rata Rp.34,61 tahun 2021 dan 2024 provinsi Kaltara yang memiliki nilai tertinggi sebesar Rp.38,93 – Rp.26,68. Sedangkan produktivitas terendah dari tahun 2018 sampai tahun 2024 adalah DKI Jakarta dengan nilai Rp.0,03-0,00. Kemudian berdasarkan hasil analisis efektivitas, provinsi Kalimantan Timur dengan rata-rata nilai Rp.-88,62. Kemudian provinsi yang paling tidak efektif adalah D.K.I Jakarta dengan nilai rata-rata Rp.6159,44. Pada hasil analisis Tipologi Klassen pemetaan produktivitas dan efektivitas diklasifikasi progresif dan inoatif adalah Riau, Jambi, Aceh, Maluku Utara, Bengkulu, Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kep. Bangka Belitung selama 3 tahun. Untuk provinsi yang terklasifikasi kedalam provinsi yang tertekan adalah provinsi Kalimantan Selatan, Maluku, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, DKI Jakarta dan DI Yogyakarta. 4. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan modal setiap provinsi di Indonesia tahun 2025-2030 pada skenario I dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 4% dibutuhkan pijaman sebesar Rp. 325.994.909,07. Kemudian pada skenario II dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5% dibutuhkan modal sebesar Rp. 667.549.324,01 yang terakhir untuk skenario III dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 9% dibutuhkan modal sebesar Rp. 831.946.350,15.
Kata kunci : Produktivitas, Efektivitas, Pembiayaan Perbankan, PDRB
This study aims to determine and analyze the productivity and effectiveness of banking financing in the agricultural sector, especially on output in Indonesia. This research was conducted using a descriptive quantitative approach with secondary data from the publications of Bank Indonesia (BI) and the Central Bureau of Statistics (BPS). This research used time series data from 2018, 2021, 2024. This research also utilized productivity analysis tools, Incremental Capital Output Ratio, Klassen Typology, capital needs planning. The results of this study showed that the province with the highest productivity in 2018 was Riau province with an average value of Rp.34.61 in 2021 and North Kalimantan province had the highest value of Rp.38.93 Rp.26.68 in 2024. Meanwhile, the lowest productivity from 2018 to 2024 was DKI Jakarta with a value of Rp.0.03-0.00. Then, the results of the effectiveness analysis showed that East Kalimantan province with an average value of Rp.-88.62 and the least effective province was DKI Jakarta with an average value of Rp.6159.44. The results of the Klassen Typology analysis specifically on productivity and effectiveness mapping showed that Riau, Jambi, Aceh, North Maluku, Bengkulu, West Sulawesi, North Kalimantan, East Kalimantan, West Kalimantan, Bangka Belitung Islands are included in the progressive and innovative classification for 3 years. The provinces classified as depressed provinces were South Kalimantan, Maluku, Central Java, East Java, West Nusa Tenggara, Bali, DKI Jakarta and DI Yogyakarta. Based on the results of the analysis of capital requirements for each province in Indonesia in 2025-2030 in scenario I with a target economic growth of 4%, a loan of IDR 325,994,909.07 is needed. Then in scenario Il with an economic growth target of 7.5%, capital of IDR 667,549,324.01 is required, the last for scenario III with economic growth of 9%, capital of IDR 831,946,350.15 is also required. Keywords: Productivity, Effectiveness, Banking Financing, GRDP