
Pengamatan Fonologis Anak Tunagrahita Dalam Gangguan Berbicara Di SLB Negeri Tarakan
Pengarang : Nurul Auliyah Azzahra - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2025XML Detail Export Citation
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan menganalisis karakteristik fonologis pada
anak tunagrahita dengan gangguan berbicara di SLB Negeri Tarakan. Subjek penelitian adalah
seorang anak bernama DW yang mengalami kesulitan dalam memproduksi bunyi, khususnya pada
pengucapan fonem tertentu. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan rekaman. Data yang dianalisis terdiri atas 87
kata yang diucapkan oleh DW. Hasil penelitian menunjukkan adanya gangguan fonologis berupa
perubahan, penghilangan, dan penyederhanaan kata. Contohnya, kata "pecah" diucapkan menjadi
"peta", dan "cantik" menjadi "tantit", menunjukkan penggantian fonem /ʧ/ dengan /t/. Pada kasus
penghilangan fonem, kata "telor" menjadi "telo", dan "aduk-aduk" menjadi "ado-ado",
menghilangkan fonem /r/ dan /k/. Gangguan ini berkaitan dengan lemahnya kontrol motorik alat
ucap seperti lidah dan bibir, serta keterbatasan kognitif yang memengaruhi persepsi fonem. Anak
menunjukkan kecenderungan menyederhanakan struktur suku kata dan mengganti bunyi yang sulit
dengan bunyi yang lebih mudah diucapkan. Penelitian ini memberikan gambaran penting tentang
pola fonologis anak tunagrahita dan dapat menjadi referensi bagi guru dan terapis dalam menyusun
strategi pembelajaran serta terapi wicara yang lebih tepat.
Kata Kunci: Fonologi, Tunagrahita, Gangguan Berbicara, SLB Tarakan
This study aims to observe and analyze the phonological characteristics of children with intellectual disability and speech disorders at State Special School Tarakan. The subject of this study is a child identified as DW, who experiences difficulties producing sounds, particularly in pronouncing specific phonemes. The methodology is descriptive and qualitative, with data collected through observation, interviews, and audio recordings. The data analyzed consists of 87 words spoken by DW. The results indicate the presence of phonological disorders manifested as substitutions, deletions, and simplification of words. For instance, the word “pecah” was pronounced as “peta”, and “cantik” as “tantit”, demonstrating the substitution of the phoneme /ʧ/ with /t/. In cases of phoneme deletion, the word "telor" became “telo”, and “aduk-aduk” became “ado-ado”, involving the omission of the phonemes /r/ and /k/. These difficulties are related to poor motor control of the speech organs, such as the tongue and lips, and cognitive limitations affecting phoneme perception. The child tended to simplify syllable structures and replace complex sounds with more articulate ones. This study provides valuable insights into the phonological patterns observed in children with intellectual disability. It can serve as a reference for teachers and therapists in developing more appropriate learning strategies and speech therapy interventions. Keywords: Phonology, Intellectual Disability, Speech Disorder, SLB Tarakan