
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Sebengkok Kota Tarakan
Pengarang : Jumria Puspita Sari - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2025XML Detail Export Citation
Abstract
ASI merupakan sumber nutrisi utama bagi bayi. Namun, belum semua ibu berhasil memberikan ASI eksklusif. Pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pekerjaan ibu, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan produksi ASI. Adapun faktor lainnya yaitu budaya, self-efficacy, informasi media sosial, dukungan keluarga, dan pengetahuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 104 ibu yang memiliki anak usia 6-12 bulan terlibat dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik incidental sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dan data dianalisis menggunakan uji chi square serta regresi logistik berganda. Hasil penelitian ini sebagian besar ibu memberikan ASI eksklusif (53.8%). Terdapat hubungan antara budaya, self-efficacy, informasi media sosial, dukungan keluarga, dan pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif (p < 0.05). Faktor yang paling dominan dalam penelitian ini adalah self-efficacy (OR= 62.3; 95% CI =17.185-226.099). Ibu yang memiliki self-efficacy tinggi lebih mampu mengatasi masalah dalam pemberian ASI. Rendahnya angka pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh kurangnya kepercayaan diri ibu terutama pada masa awal menyusui, karena ibu merasa ASI belum lancar dan khawatir bayinya tidak mendapatkan cukup ASI. Oleh karena itu, tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan edukasi, pendampingan, serta memanfaatkan media sosial untuk memberikan informasi kepada ibu menyusui.
Kata kunci : ASI Eksklusif, Menyusui, Self-efficacy
Breast milk is the primary source of nutrition for infants. However, not all mothers successfully practice exclusive breastfeeding. Several factors influence exclusive breastfeeding, including maternal employment, early breastfeeding initiation (EIBF), and breast milk production. Other influencing factors include cultural beliefs, self-efficacy, social media information, family support, and maternal knowledge. This study aimed to identify factors associated with exclusive breastfeeding. An analytical survey with a cross-sectional approach was employed, involving 104 mothers with infants aged 6–12 months, selected through incidental sampling. Data were collected using a structured questionnaire and analyzed using chi-square and multiple logistic regression tests. The findings showed that most mothers (53.8%) practised exclusive breastfeeding. There were statistically significant associations between exclusive breastfeeding and cultural beliefs, self-efficacy, social media information, family support, and maternal knowledge (p < 0.05). Among these, self-efficacy emerged as the most dominant factor (OR = 62.3; 95% CI = 17.185–226.099). Mothers with high self-efficacy were better equipped to manage breastfeeding challenges. The low rate of exclusive breastfeeding was primarily attributed to mothers' lack of confidence, particularly during the early postpartum period, when they perceived inadequate milk supply and feared their infants were not receiving sufficient nourishment. Therefore, healthcare professionals are encouraged to enhance education, provide consistent support, and utilize social media to deliver accurate breastfeeding information to nursing mothers. Keywords : Exclusive Breastfeeding, Breastfeeding, Self-efficacy