
PEMANFAATAN TUMBUHAN KEPAYANG (Pangium Edule Reinw.) MASYARAKAT DAYAK KENYAH LEPO TA’U DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BIOLOGI
Pengarang : Mari Ingan - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2025XML Detail Export Citation
Abstract
Kepayang (Pangium edule Reinw.) adalah tumbuhan berkayu dari famili Achariaceae yang seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan sebagai pangan, rempah, bahan bangunan, dan pengawet ikan. Salah satu suku yang memanfaatkan tumbuhan Kepayang adalah suku Dayak Kenyah Lepo Ta’u yang berada di Desa Long Nawang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan tumbuhan Kepayang oleh masyarakat Suku Dayak Kenyah Lepo Ta’u di Desa Long Nawang, serta keterkaitannya dengan pembelajaran Biologi di tingkat SMA. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kualitatif dan pendekatan naratif. Sampel penelitian dipilih secara purposive dengan jenis snowball sampling. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat memanfaatkan tumbuhan Kepayang sebagai bahan makanan, konstruksi, dan kayu bakar. Buah Kepayang diolah menjadi cemilan, makanan fermentasi, dan non-fermentasi. Batang pohon dimanfaatkan sebagai bahan bangunan sederhana, sedangkan rantingnya digunakan sebagai bahan bakar. Analisis data penelitian dan kurikulum pembelajaran IPA di tingkat SMP dan Biologi di tingkat SMA menunjukan bahwa pengetahuan lokal tentang pemanfaatan Kepayang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran Biologi di SMA untuk memperkaya pemahaman siswa tentang keanekaragaman hayati dan pemanfaatannya.
Kata Kunci: Dayak Kenyah Lepo Ta’u, Etnobotani, Makanan fermentasi, Pembelajaran Biologi, Kepayang (Pangium edule Reinw.)
Kepayang (Pangium edule Reinw.), a woody plant from the family Achariaceae, is traditionally utilized in various forms as food, spices, construction materials, and fish preservatives. The Dayak Kenyah Lepo Ta'u people in Long Nawang Village are among the indigenous communities that incorporate Kepayang into their daily lives. This study aims to explore the ethnobotanical practices related to Kepayang in this community and investigate its pedagogical relevance to high school biology education. A qualitative narrative approach was applied, with purposive and snowball sampling techniques guiding participant selection. Data were collected through field observation, interviews, and document analysis. The findings reveal that Kepayang is used as a food ingredient, construction material, and fuel source. Its fruit is processed into snacks and fermented and non-fermented foods, while its wood is used in basic construction and its branches as firewood. A cross-analysis with the national science and biology curriculum at the junior and senior high school levels indicates that local knowledge surrounding Kepayang offers rich content for contextualizing biodiversity and ethnobotany in biology lessons, enhancing students' understanding of local biological resources and sustainable use. Keywords: Dayak Kenyah Lepo Ta'u, Ethnobotany, Fermented Food, Biology Education, Pangium edule Reinw.