Implikasi Pembiayaan Perbankan Terhadap Kinerja Transportasi Di Indonesia | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Implikasi Pembiayaan Perbankan Terhadap Kinerja Transportasi Di Indonesia

Implikasi Pembiayaan Perbankan Terhadap Kinerja Transportasi Di Indonesia

Pengarang : Siti Nur Rina - Personal Name;

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2025
XML Detail Export Citation
    SKRIPSI


Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi relatif produksi, penyerapan pembiayaan perbankan, dan efektivitas pembiayaan perbankan terhadap sektor transportasi. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan data sekunder hasil publikasi Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Penelitian menggunakan alat analisis Location Quotient (LQ) yang telah ditransformasi menjadi efisiensi relatif produksi dan penyerapan pembiayaan, Incremental Capital Output Ratio (ICOR), dan pola pemetaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan yang memiliki tingkat efisiensi relatif produksi tertinggi ialah kawasan Kepulauan Nusa Tenggara dengan nilai 1,41, sementara kawasan yang memiliki tingkat efisiensi relatif produksi rendah ialah kawasan Jawa dengan nilai 1,07. Penyerapan pembiayaan perbankan untuk sektor transportasi tertinggi ialah kawasan Kalimantan dengan nilai 0,99, sementara kawasan yang penyerapan pembiayaan perbankan rendah ialah kawasan Kepulauan Nusa Tenggara dengan nilai 0,40. Analisis Incremental Capital Output Ratio (ICOR) kawasan dengan nilai efektif ialah kawasan Papua dengan nilai 0,97, sedangkan kawasan dengan nilai kurang efektif ialah kawasan Jawa dengan nilai 5,41. Pola pemetaan efisiensi relatif produksi dengan penyerapan pembiayaan menunjukkan provinsi yang konsisten dikategori progresif inovatif ialah provinsi Sumatera Barat, Bengkulu, Aceh, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Gorontalo, Maluku, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Tengah. Kemudian provinsi yang konsisten dikategori gagal ialah provinsi Kepulauan Riau. Analisis perencanaan kebutuhan kapital setiap kawasan di Indonesia tahun 2024-2030 dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 6% dibutuhkan kapital sebesar Rp1.295.171.990.000 triliun, selanjutnya target pertumbuhan 9% dibutuhkan kapital sebesar Rp1.942.757.990.000 triliun, sementara target pertumbuhan 12% dibutuhkan kapital sebesar Rp2.590.343.990.000 triliun

Kata Kunci : Efisiensi, Penyerapan, Pembiayaan perbankan, Sektor transportasi

This research aimed to determine the relative efficiency of production, absorption of banking financing, and the effectiveness of banking financing in the transportation sector. This study was conducted using a descriptive quantitative approach with secondary data from publications by Bank Indonesia (BI) and the Central Bureau of Statistics (BPS). The research employed the Location Quotient (LQ) analysis tool that has been transformed into relative efficiency of production and absorption of financing, Incremental Capital Output Ratio (ICOR), and mapping patterns. The research results indicated that the region with the highest relative production effciency is Nusa Tenggara Islands with a value of 1.41, while the region with the lowest relative production efficiency is Java with a value of 1.07. The absorption of banking financing for the transportation sector is highest in Kalimantan with a value of 0.99, while the region with low banking financing absorption is the Nusa Tenggara Islands with a value of 0.40. The Incremental Capital Output Ratio (ICOR) analysis shows that the region with an effective value is Papua with a value of 0.97, while the region with a less effective value is Java with a value of 5.41. The mapping pattern of relative production efficiency with funding absorption indicated that the provinces consistently categorized as progressive and innovative are West Sumatra, Bengkulu, Aceh, Bali, West Nusa Tenggara, North Kalimantan, Gorontalo, Maluku, Yogyakarta, East Nusa Tenggara, Southeast Sulawesi, and Central Kalimantan. Meanwhile, the province consistently categorized as failed is Riau Islands. The analysis of capital needs planning for each region in Indonesia for the years 2024-2030, with an economic growth target of 6%, requires capital amounting to Rp1.295.171.990.000; for a growth target of 9%, the needed capital is Rp1.942.757.990.000; and for a growth target of 12%, the required capital amounts to Rp2.590.343.990.000. Keywords: Efficiency, Absorption, Banking Financing, Transportation Sector.

Detail Informasi