
Analisis Status Keberlanjutan Ekologi Padang Lamun Kaitannya Dengan Pertumbuhan Homestay Wisata Bahari Di Pulau Derawan
Pengarang : Mitra Rohmawati - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2025XML Detail Export Citation
Abstract
Padang lamun adalah ekosistem pesisir yang memiliki peran penting dalam ekologi dan biologi di kawasan pesisir dan estuari. Lamun berperan sebagai produsen dan menyediakan makanan bagi biota seperti penyu, ikan dan herbivora lainnya. Pulau Derawan yang terletak di Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu pulau yang memiliki ekowisata padang lamun yang penting bagi kehidupan biota perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji status berkelanjutan ekologis padang lamun di Pulau Derawan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2023 sampai dengan Februari 2024. Parameter penentu dalam analisis adalah kualitas air dan lamun seperti: kebauan, sampah, kecerahan, derajat keasaman (pH), amonia total, orto-fosfat, minyak dan lemak, total suspended solids (TSS), kelarutan oksigen (DO), salinitas, suhu, nitrat, tutupan dan kerapatan lamun. Data dari parameter tersebut dibuat scoring kemudian dianalisis menggunakan multi dimensional scaling (MDS) versi Repfish untuk memperoleh nilai status keberlanjutan. Hasil penelitian menujukkan bahwa parameter kualitas air memenuhi baku mutu air laut untuk wisata bahari, kondisi lamun agak rapat dan tutupan lamun kurang sehat. Berdasarkan nilai indeks status keberlanjutan diperoleh nilai 78,34 sehingga dapat dinilai bahwa perairan tersebut cukup berkelanjutan. Adapun parameter yang menyebabkan rendahnya status keberlanjutan pada dimensi ekologi padang lamun adalah kebauan (6,37) dan sampah (5,70).
Kata Kunci: Kerapatan lamun, Kualitas air, Multi Dimensional Scaling (MDS), Tutupan Lamun
Seagrass beds constitute a vital coastal ecosystem, key in maintaining ecological and biological functions within coastal and estuarine environments. Primary producers provide essential habitats and food for marine species such as turtles, fish, and herbivores. This study evaluates the ecological sustainability status of seagrass ecosystems in Derawab Island, Berau Regency, Esat Kalimantan, in the context of increasing mirine tourism development. Conducted from December 2023 to February 2024, the research assessed various water and seagrass quality parameters, including odor, waste accumulation, water clarity, pH, total ammonia, orthophosphate, oil and grease, total suspended solids (TSS), dissolved oxygen (DO), salinity, temperature, nitrate levels, seagrass cover, and seagrass denstiy. To determine sustainability indices, these indicators were scored and analyzed using Multi- Dimensional Scaling (MDS) via the Repfish application. Resultd show that water quality parameters meet marine tourism standards: however, seagrass beds exhabit moderately dense conditions and insufficient coverage. The ecological sustainability index was recorded at 78,34, suggesting a moderately sustainable status. Low scores in odor (6,37) and waste (5,70) contributed to reduced sustainability. These findings highlight the need for integrated conservation measures to supprot tousrim growth withhout compromising ecological integrity. Keywords: Seagrass Density, Water Quality Multi Dimensional Scaling (MDS), Seagrass Cover, Ecological Sustainability