SEBARAN ULAT API (Setothosea Asigna) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis Jacq) DI PULAU SEBATIK | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of SEBARAN ULAT API (Setothosea Asigna) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis Jacq) DI PULAU SEBATIK

SEBARAN ULAT API (Setothosea Asigna) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis Jacq) DI PULAU SEBATIK

Pengarang : Rasni - Personal Name;

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2025
XML Detail Export Citation
    SKRIPSI


Abstract

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan komoditas unggulan yang berperan penting dalam mendukung perekonomian Kabupaten Nunukan, khususnya di wilayah Pulau Sebatik. Meskipun memiliki potensi produksi yang tinggi berkat dukungan kondisi lahan, iklim, dan tanah yang sesuai, budidaya kelapa sawit tetap rentan terhadap gangguan hama, salah satunya adalah ulat api (Setothosea asigna). Hama ini dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada pelepah daun, mengganggu proses fotosintesis, dan pada akhirnya menurunkan hasil produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidensi dan intensitas serangan ulat api pada tanaman kelapa sawit di Pulau Sebatik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2024 hingga Maret 2025 dengan metode survei non-eksperimen di lima kecamatan di Pulau Sebatik. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap tanaman kelapa sawit yang menunjukkan gejala serangan. Parameter yang diamati meliputi suhu, kelembaban udara, jumlah tanaman sampel, jumlah tanaman terserang, jumlah pelepah, serta skor kerusakan daun. Insidensi digunakan untuk mengetahui sebaran serangan, sedangkan intensitas untuk mengukur tingkat keparahan kerusakan. Analisis data dilakukan secara kuantitatif menggunakan rumus standar untuk menentukan persentase insidensi dan intensitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan ulat api ditemukan di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Sebatik, Sebatik Tengah, dan Sebatik Timur dengan tingkat insidensi yang bervariasi. Kecamatan Sebatik menunjukkan tingkat insidensi tertinggi sebesar 22,19%, diikuti oleh Sebatik Tengah sebesar 17,75%, dan Sebatik Timur sebesar 8,68%. Sementara itu, di Kecamatan Sebatik Barat dan Sebatik Utara tidak ditemukan serangan. Intensitas serangan di ketiga kecamatan tersebut tergolong sangat ringan. Di Kecamatan Sebatik Timur, intensitas berkisar antara 2,17% hingga 3,89%; di Sebatik Tengah antara 11,19% hingga 13,98%; dan di Kecamatan Sebatik antara 10,70% hingga 16,12%. Temuan ini menunjukkan perlunya penelitian lanjutan terkait upaya pengendalian yang lebih efektif terhadap S. asigna guna mendukung strategi pengelolaan hama yang berkelanjutan pada perkebunan kelapa sawit di wilayah tersebut.
Kata Kunci: Kelapa Sawit, Setothosea asigna, Insidensi, Intensitas Serangan

Oil palm (Elaeis guineensis Jacq) is a leading commodity that plays a significant role in supporting the economy of Nunukan Regency, particularly in the Sebatik Island region. Despite its high production potential due to favorable land, climate, and soil conditions, oil palm cultivation remains vulnerable to pest infestations, one of which is the fire caterpillar (Setothosea asigna). This pest can cause substantial damage to leaf fronds, disrupt photosynthesis, and ultimately reduce crop yields. This study aims to determine the incidence and severity of S. asigna infestations on oil palm plantations in Sebatik Island. The research was conducted from December 2024 to March 2025 using a non-experimental survey method in five districts across Sebatik Island. The data collection was through direct observation of oil palm trees showing signs of infestation. Observed parameters included temperature, humidity, number of sampled plants, number of infested plants, number of fronds, and leaf damage scores. Incidence was used to determine the distribution of infestations, while intensity measured the severity of damage. Data were analyzed quantitatively using standard formulas to calculate the percentage of incidence and intensity. Research findings revealed that fire caterpillar infestations were present in three districts, Sebatik, Central Sebatik, and East Sebatik, with varying levels of incidence. Sebatik District had the highest incidence rate at 22.19%, followed by Central Sebatik at 17.75% and East Sebatik at 8.68%. No infestations were found in West Sebatik and North Sebatik. The intensity of infestations in the affected districts was categorized as very mild. In East Sebatik, intensity ranged from 2.17% to 3.89%; in Central Sebatik, from 11.19% to 13.98%; and in Sebatik District, from 10.70% to 16.12%. These findings highlight the need for further research on more effective control strategies for S. asigna to support sustainable pest management in oil palm plantations across the region. Keywords: Oil Palm, Setothosea asigna, Incidence, Infestation Intensity

Detail Informasi