KINERJA KREDIT PERBANKAN TERHADAP INDUSTRI PENGOLAHAN DI INDONESIA | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of KINERJA KREDIT PERBANKAN TERHADAP INDUSTRI PENGOLAHAN DI INDONESIA

KINERJA KREDIT PERBANKAN TERHADAP INDUSTRI PENGOLAHAN DI INDONESIA

Pengarang : Nur Shahira Aziana - Personal Name;

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2025
XML Detail Export Citation
    SKRIPSI


Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis efisiensi relatif produksi, penyerapan kredit, efektivitas kredit, pola keterkaitan, serta kebutuhan kapital terhadap industri pengolahan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif deskriptif dengan data sekunder hasil publikasi Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Penelitian ini menggunakan data dari tahun 2018-2023. Penelitian ini menggunakan alat analisis Locatient Quantient (LQ) yang di transformasikan ke dalam rumus efisiensi relatif produksi, penyerapan kredit, Incremental Capital Output Ratio (ICOR), pola pemetaan, dan perencanaan kebutuhan kapital. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efisiensi relatif produksi sektor industri pengolahan periode 2018-2023 yang basis yakni Jawa dengan nilai rata-rata 1,13, sedangkan Bali dan Nusa Tenggara adalah non basis dengan nilai rata-rata 0,13. Hasil penelitian penyerapan kredit sektor industri pengolahan Jawa tertinggi dengan nilai rata-rata 1,26 dan yang terendah Bali dan Nusa Tenggara dengan nilai rata-rata 0,18. Efektivitas kredit dengan nilai terendah adalah Jawa dengan rata-rata nilai Rp 4,1 sedangkan Bali dan Nusa Tenggara nilai efektivitas tinggi dengan nilai rata-rata Rp 39,83. Pola keterkaitan efisiensi relatif produksi dan penyerapan kredit menunjukkan provinsi yang terklasifikasi sebagai progresif inovatif adalah Kepulauan Riau dan Riau berturut-turut selama tahun 2019, 2021, dan 2023. Sedangkan provinsi yang terklasifikasi gagal adalah Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Kemudian kebutuhan kapital dengan target pertumbuhan sebesar 4,6% dibutuhkan kapital sebesar 8.39 ribu triliun. Selanjutnya proyeksi kebutuhan kapital sebesar 7% membutuhkan tambahan kapital kredit secara keseluruhan sebesar 13.73 ribu triliun. Kemudian proyeksi kebutuhan kapital sebesar 9% mampu menghasilkan kebutuhan kapital hingga sebesar 18.77 ribu triliun.
Kata Kunci: Efisiensi, Penyerapan, Kredit-Perbankan, Industri-Pengolahan

This study aimed to determine and analyze the performance of banking credit in relation to the processing industry in Indonesia, focusing on five key aspects: relative production efficiency, credit absorption, credit effectiveness, linkage pattern, and capital requirement. Utilizing a descriptive quantitative approach, the study analyzed secondary data from 2018 to 2023 obtained from Bank Indonesia and the Central Statistics Agency. The study employed the Locatient Quantient (LQ) analysis, which was adapted to measure relative production efficiency, credit absorption, Incremental Capital Output Ratio (ICOR), mapping patterns, and capital requirement planning. The results revealed that Java served as the industrial base for the processing sector, with an average relative production efficiency score of 1.13, while Bali and Nusa Tenggara remained non-base regions with a score of 0.13. Credit absorption was highest in Java (average: 1.26) and lowest in Bali and Nusa Tenggara (average: 0.18). However, credit effectiveness was lowest in Java (Rp4.1) and highest in Bali and Nusa Tenggara (Rp39.83). Analysis of the relationship between relative production efficiency and credit absorption identified Riau Islands and Riau as innovative and progressive provinces in 2019, 2021, and 2023, while North Sumatra and South Sumatra were categorized as underperforming. Capital requirement indicated that achieving a 4.6% growth target required Rp8.39 thousand trillion in capital. For projected growth rates of 7% and 9%, the required capital would increase to Rp13.73 thousand trillion and Rp18.77 thousand trillion, respectively. Keywords: Banking Credit, Processing Industry, Relative Production Efficiency, Credit Absorption and Effectiveness, Linkage Pattern, Capital Requirement

Detail Informasi