
UJI APLIKASI BIOSAKA PADA TANAMAN BAWANG MERAH YANG DIBERI PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK
Pengarang : Melki - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan.,XML Detail Export Citation
Abstract
Biosaka merupakan inovasi yang telah dikembangkan oleh petani dari bahan baru-terbarukan yang tersedia melimpah di alam serta untuk pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.Penggunaan biosaka untuk meningkatkan produksi bukan sebagai penyedia unsur hara oleh karena itu perlu ditambahkan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dari aplikasi biosaka dan pupuk organik dan anorganik. Metode penelitian menggunakan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor dengan 8 perlakuan 4 ulangan. Faktor yang digunakan adalah biosaka pada tanaman bawang merah yang diberi pupuk organik dan anorganik dengan 7 taraf ditambah kontrol, yaitu: P0: Kontrol ( tanpa penambahan biosaka, pupuk organik dan anorganik ), P1: Biosaka, P2: Pupuk anorganik, P3: Pupuk organik, P4: Biosaka dan pupuk anorganik, P5: Biosaka dan pupuk organik, P6: Pupuk organik dan anorganik, P7: Biosaka, pupuk organik dan pupuk anorganik. Masing-masing perlakuan diulang 4 kali, sehingga didapatkan 32 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi Biosaka, bersama pupuk organik dan pupuk anorganik (P7) merupakan perlakuan terbaik terhadap pertumbuhan dan perkembangan bawang merah pada parameter tinggi tanaman dengan nilai berturut-turut 14,82 cm, anakan 3 anakan, jumlah umbi 6 Biji umbi, dan bobot buah 14 g. Sedangkan parameter jumlah daun menunjukan bahwa perlakuan Pupuk organik P3 merupakan perlakuan terbaik dengan rata rata jumlah daun 5 Helai pada parameter jumlah daun tanaman bawang merah.
Kata Kunci : Biosaka, bawang merah, pupuk organik dan anorganik
Biosaka embodies a groundbreaking innovation created by farmers, employing renewable elements plentiful in nature and promoting sustainable, eco-friendly agriculture techniques. The use of biosaka to enhance production does not provide nutrients, therefore, it is essential to use organic and inorganic fertilizers. This study aims to assess the impact of biosaka treatment alongside organic and inorganic fertilizers. The research utilized a one-factor randomized group design (RAK) with eight treatments and four replications. The factor used is biosaka in shallot plants treated with organic and inorganic fertilizers, with seven levels plus control, namely: PO: Control (without the addition of biosaka, organic and inorganic fertilizers), P1: Biosaka, P2: Inorganic fertilizer, P3: Organic fertilizer, P4: Biosaka and inorganic fertilizer, PS: Biosaka and organic fertilizer, P6: Organic and inorganic fertilizer, and P7: Biosaka, organic fertilizer and inorganic fertilizer. Each treatment was replicated four times, yielding a total of 32 experimental units. The resalts demonstrated that the application of Biosaka in conjunction with organic and inorganic fertilizers (P7) was the most effective treatment for promoting the growth and development of shallots. The plant height exhibited consecutive values of 14.82 centimeters, three tillers, six bulbs, and a fruit weight of 14 grams. The number of leaves parameter revealed that the P3 organic fertilizer treatment was the most effective, exhibiting an average of five leaves per plant. Keywords: Biosaka, shallots, organic and inorganic fertilizers