
ANALISIS PENDAPATAN PETANI HORTIKULTURA MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L ) DI DESA BALANSIKU KECAMATAN SEBATIK BARAT KABUPATEN NUNUKAN
Pengarang : Muhammad Wahyu Nurul Azmi - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2025XML Detail Export Citation
Abstract
Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani di Desa Balansiku, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan. Potensi pengembangan tanaman ini cukup besar, namun pendapatan petani masih bervariasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis karakteristik petani mentimun di Desa Balansiku, dan (2) menghitung besaran pendapatan petani di Desa Balansiku. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan survei. Sampel yang digunakan sebanyak 25 petani mentimun yang dipilih dengan metode sampling jenuh. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan menyebar kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menghitung total penerimaan, total biaya produksi, dan pendapatan petani serta menggunakan Benefit-Cost Ratio (BCR) untuk menentukan kelayakan usaha tani mentimun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas petani mentimun di Desa Balansiku berada dalam kelompok usia 31-40 tahun (36%) dengan tingkat pendidikan yang didominasi oleh lulusan Sekolah Dasar (36%). Luas lahan yang digunakan berkisar antara 0,5 hingga lebih dari 1 hektar, dengan 48% petani memiliki lahan lebih dari 1 hektar. Rata-rata pendapatan total petani per musim tanam adalah Rp4.345.200,00 dengan total biaya produksi sebesar Rp1.113.800,00, sehingga pendapatan bersih yang diperoleh adalah Rp3.231.400,00. Analisis Benefit-Cost Ratio (BCR) sebesar 3,90 (>1) menunjukkan bahwa usaha tani mentimun di Desa Balansiku menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani meliputi harga jual mentimun yang stabil, tingkat produktivitas tanaman, luas lahan yang dikelola, serta kondisi lingkungan seperti cuaca dan serangan hama.
Kata Kunci: Karakteristik petani, penerimaan, pendapatan, hortikultura, mentimun, B/C Ratio
Cucumber (Cucumis sativus L.) is a key horticultural commodity widely cultivated by farmers in Balansiku Village, West Sebatik District, Nunukan Regency.Despite its significant potential for development, farmers' income levels vary.This study aimed to (1) analyze the characteristics of cucumber farmers in Balansiku Village and (2) calculate their income. A survey approach was employed,utilizing both quantitative and qualitative descriptive methods. The sample comprised 25cucumber farmers selected through the saturated sampling method.Data were collected through observations, interviews, and questionnaire distribution.The analysis involved calculating total revenue, total production costs, and net income,along with the Benefit-Cost Ratio (BCR) to determine the feasibility of cucumber farming. The findings revealed that most cucumber farmers (36%) were aged 31-40 years, with the majority (36%) having completed elementary school. Land area varied from 0.5 to over 1 hectare, with 48% of farmers cultivating more than 1hectare. On average, farmers earned a total income of IDR 4,345,200 per planting season,with production costs of IDR 1,113,800, resulting in a net income of IDR 3,231,400.The BCR analysis yielded a value of 3.90 (>1),indicating that cucumber farming in Balansiku Village was both profitable and feasible for further development. Factors influencing farmers' income included cucumber selling prices,productivity levels,land area, and environmental conditions such as weather and pest infestations. Keywords: Farmer characteristics, acceptance, income,horticulture, cucumber,Benefit-Cost Ratio (BCR)