
Studi Epidemiologi Penyakit Blas Pada Tanaman Padi Di Desa Karang Agung Kecamatan Tanjung Palas Utara Kabupaten Bulungan
Pengarang : Haniatul Munfaridah - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2025XML Detail Export Citation
Abstract
Penyakit blas merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kerugian cukup banyak pada tanaman padi. Penyakit blas disebabkan oleh cendawan Pycularia Oryzae. Penyakit ini bisa menyerang beberapa bagian pada tanaman padi seperti bagian daun tanaman padi, batang tanaman padi, leher daun tanaman padi, malai, serta biji pada tanaman padi. Gejala yang ditimbulkan oleh serangan blas antara lain bercak yang berbentuk belah ketupat dan bewarna coklat pada pinggiran bercak, serta bewarna putih keabu-abuan pada bagian tengah bercak. Penelitian ini menggunakan metode observasi atau survey, data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder dan data primer. Data primer yaitu terdiri dari data insidensi penyakit blas tahun 2020-2022, data kondisi iklim yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan serta data insidensi blas tahun 2024 yang diperoleh dari lahan sawah di Desa Karang Agung. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari wawancara petani di Desa Karang Agung, data ini berisi tentang pola budidaya tanaman padi. Bedasarkan hasil survey yang dilakukan bahwa insidensi blas pada tanaman padi pada tahun 2020 nilai insidensi blas tertinggi yaitu (38,18%), untuk tahun 2021 nilai insidensi blas tertinggi yaitu (36,5%), sedangkan pada tahun 2022 nilai blas paling tinggi yaitu (33,13%), dan untuk tahun 2024 didapatkan insidensi blas tertinggi dengan nilai (45,39%). Faktor yang mempengaruhi blas menjadi tinggi antara lain faktor lingkungan seperti curah hujan dan kelembaban, faktor varietas, serta faktor pola budidaya tanaman padi.
Kata Kunci : Blas, Epidemiologi, Insidensi, Tanaman Padi
Rice blast disease is a critical threat to rice production, leading to substantial worldwide yield losses. Caused by the fungal pathogen Pyricularia oryzae, the disease affects multiple parts of the rice plant, including leaves, stems, leaf necks, panicles, and grains. Characteristic symptoms include diamond-shaped lesions with brown margins and greyish-white centres. This study used observational and survey methods to investigate the epidemiology of rice blast disease in Karang Agung Village, Bulungan Regency. Both primary and secondary data were utilized, including blast incidence from 2020-2022, climate records from the Bulungan Regency Department of Agriculture and the Central Bureau of Statistics, and blast incidence in 2024 from local rice fields. Secondary data were gathered through farmer interviews detailing rice cultivation practices such as crop rotation, irrigation, and fertilization. The results showed that the highest blast incidence was recorded in 2024 (45.39%), with earlier peaks of 38.18% in 2020, 36.5% in 2021, and 33.13% in 2022. Factors contributing to the disease's escalation included environmental conditions (e.g., rainfall and humidity), the selection of rice varieties, and agricultural practices. These findings underscore the need for integrated disease management strategies to mitigate rice blast impacts under tropical agroecosystem conditions. Keywords: Rice blast, epidemiology, incidence, rice crops