
Potensi Serangga Sebagai Bahan Tambahan Pakan Budidaya Tikus Putih (Mus muculus)
Pengarang : Alif Rahman Perdana - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2024XML Detail Export Citation
Abstract
Serangga berpotensi sebagai suber protein hewani. Pemanfaatan serangga sebagai protein dapat diuji menggunakan tikus sebagai hewan perobaan.. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) menguji pengaruh penggunaan serangga sebagai bahan pakan tambahan bagi pertumbuhan tikus putih; dan (2) menguji perbedaan pengaruh pertumbuhan tikus putih dengan menggunakan serangga sebagai bahan pakan tambahan tikus putih. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 1 faktor yang terdiri dari 4 perlakuan yakni ransum komersial tanpa tambahan tepung serangga (kontrol), ransum komersial ditambahkan tepung serangga jangkrik, ulat hongkong, dan serangga kroto. Masing-masing perlakuan diulang 7 kali, sehingga diperoleh 28 unit percobaan. Analisis data menggunakan Analisis Sidik Ragam (Anova) dan Uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan berat badan tikus, panjang badan, dan sisa pakan antara pemberian pakan komersil dan pemberian pakan komersil yang dicampur dengan tepung berbahan dasar serangga (tepung serangga). Selanjuntnya, pakan komersil yang ditambahkan tepung serangga jangkrik memiliki berat tikus tertinggi dengan rata-rata 5.38 g dan sisa pakan akhir pengamatan terendah dengan rata-rata 0.93 g. Sedangkan, panjang badan tikus tertinggi pada pemberian tepung serangga ulat kroto 1.49 cm.
Kata Kunci: Pakan, Tepung Serangga, Tikus
Insects have the potential to be a source of animal protein. The utilization of insects as protein can be tested using rats as experimental animals. This study aims to (1) test the effect of using insects as an additional feed ingredient for the growth of white rats and (2) test the difference in the effect of white rat growth by using insects as an additional feed ingredient for white rats. This study used a Randomized Group Design with 1 factor consisting of 4 treatments, namely commercial rations without additional insect flour (control), commercial rations added with insect flour crickets, Hong Kong caterpillars, and Kroto insects. Each treatment was repeated 7 times, resulting in 28 experimental units. Data analysis was performed using the Analysis of Variance (ANOVA) and DMRT tests. The results showed that there were no differences in rat body weight, body length, and feed residue between commercial feeding and commercial feeding mixed with insect-based flour (insect flour). Furthermore, commercial feed added with cricket insect flour had the highest rat weight, with an average of 5.38 g and the lowest remaining feed at the end of the observation, with an average of 0.93 g. Meanwhile, the highest rat body length was in the commercial feed added with cricket insect flour. Meanwhile, the body length of the rats was highest in the provision of caterpillar insect meal at 1.49 cm. Keywords: Feed, Insect Meal, Rat