
Comparing The Curriculum Between The 2013 (K-13) Curriculum And Merdeka Curriculum On Listening Skills Of Eleventh-Grade Students At SMAN 1 Nunukan And SMAN 2 Nunukan
Pengarang : Ade Candra Wijaya - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2024XML Detail Export Citation
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dalam kemampuan mendengarkan bahasa Inggris antara siswa kelas sebelas di SMAN 1 Nunukan dan SMAN 2 Nunukan, yang menerapkan kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal-komparatif, dengan sampel 114 siswa yang dipilih secara purposif. Instrumen penelitian meliputi tes mendengarkan yang diadopsi dari Collins' TOEIC Listening Skills dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kemampuan mendengarkan antara siswa dari kedua sekolah. Skor rata-rata untuk siswa di SMAN 1 Nunukan yang menerapkan Kurikulum Merdeka adalah 312,63, menempatkan mereka pada tingkat kemahiran TOEIC B1 - Tingkat Menengah dan B2 - Tingkat Menengah Atas pada skala CEFR. Sebaliknya, siswa di SMAN 2 Nunukan yang mengikuti Kurikulum 2013 memiliki skor rata-rata 288,84, sesuai dengan tingkat kemahiran TOEIC B1 - Tingkat Menengah dan B2 - Tingkat Menengah Atas. Ukuran efek dihitung sebesar 0,354, yang menandakan ukuran efek yang kecil. Analisis data statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada hasil tes listening antara kurikulum mandiri dan kurikulum 2013, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti fasilitas yang memadai di kedua sekolah, tersedianya ekstrakulikuler bahasa Inggris di kedua sekolah, tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi untuk mengajar di kedua kurikulum tersebut. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru di kedua sekolah, teridentifikasi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini meliputi kualitas fasilitas sekolah, kualifikasi tenaga pengajar, dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menjadi wadah pengembangan kemampuan bahasa Inggris siswa.
Kata Kunci : Skill Mendengarkan, TOEIC, Kurikulum 2013, Kurikulum Merdeka
This study aimed to determine whether there is a significant difference in English listening skills between the eleventh-grade students at SMAN 1 Nunukan and SMAN 2 Nunukan, which implemented the Merdeka curriculum and 2013 Curriculum. A causal-comparative research design was employed, with a sample of 114 students selected through purposive sampling. The research instruments included listening tests adopted from Collins' TOEIC Listening Skills and interviews. The findings revealed no significant difference in listening skills between the students of the two schools. The mean score for students at SMAN 1 Nunukan implementing the Merdeka Curriculum was 312.63, placing them at TOEIC proficiency level B1- Intermediate level and the B2- Upper Intermediate level on the CEFR scale. In contrast, students at SMAN 2 Nunukan following the 2013 Curriculum had a mean score of 288.84, corresponding to TOEIC proficiency level B1- Intermediate Level and B2- Upper Intermediate level. The effect size was calculated at 0.354, signifying a Small effect size. Statistical data analysis shows that there is no significant difference in listening test results between the independent curriculum and the 2013 curriculum, this is due to factors such as adequate facilities in both schools, the availability of extracurricular English in both schools, educators which are qualified to teach in both curricula. Based on observations and interviews with teachers in both schools, several factors were identified that can influence student learning outcomes. This includes the quality of school facilities, the qualifications of teaching staff, and the implementation of extracurricular activities which can be a forum for developing students' English language skills. Keywords: Listening Skills,TOEIC, 2013 Curriculum, Merdeka Curriculum