Pengaruh Waktu Aplikasi Kitosan Terhadap Induksi Ketahanan Cabai Rawit (Capsicum annum) Pada Serangan Antraknosa | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Pengaruh Waktu Aplikasi Kitosan Terhadap Induksi Ketahanan Cabai Rawit (Capsicum annum) Pada Serangan Antraknosa

Pengaruh Waktu Aplikasi Kitosan Terhadap Induksi Ketahanan Cabai Rawit (Capsicum annum) Pada Serangan Antraknosa

Pengarang : Risnawati Binti Rahman - Personal Name;

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2024
XML Detail Export Citation
    SKRIPSI

Abstract

Penyakit antraknosa adalah salah satu penyakit yang menyerang tanaman cabai dan dapat menyebabkan kehilangan hasil produksi lebih dari 50%. Salah satu pengendalian antraknosa adalah dengan fungisida bahan organik seperti kitosan. Kitosan diketahui dapat merusak DNA jamur. Kitosan diketahui juga dapat menginduksi ketahanan tanaman terhadap serangan patogen karena kitosan berkaitan dengan SAR (Systemic Acquired Resistance). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu aplikasi kitosan yang efektif dalam menekan intensitas serangan penyakit antraknosa. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) satu faktor dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan dengan perlakuan yaitu : P0 (-) (Tanpa inokulasi patogen dan tanpa pengendalian), P0 (+) (Inokulasi patogen dan tanpa pengendalian), P1 (Aplikasi fungisida 2 minggu sebelum inokulasi patogen), P2 (Aplikasi fungisida bersamaan dengan inokulasi patogen), P3 (Aplikasi fungisida 1 minggu setelah inoklasi patogen), P4 (Aplikasi fungisida 2 minggu setelah inokulasi patogen), P5 (Aplikasi kitosan 2 minggu sebelum inokulasi oatogen), P6 (Aplikasi kitosan 1 minggu setelah inokulasi patogen), P7 (Aplikasi kitosan 1 minggu setelah inokulasi patogen), P8 (Aplikasi kitosan 2 minggu setelah inokulasi patogen). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P0 (-) dan P5 memiliki intensitas serangan buah yang rendah dibandingkan perlakuan lain dan berbeda nyata dengan perlakuan P0 (+) dan pada parameter intensitas serangan pada daun perlakuan P0 (-) berbeda nyata terhadap semua perlakuan. Pada parameter efektivitas pengendalian pada intensitas serangan buah menunjukkan perlakuan P5 memiliki nilai efektivitas pengendalian tertinggi sebesar 19,48% dan pada parameter efektivitas pengendalian pada intensitas serangan daun menunjukkan efektivitas pengendalian P1 memiliki nilai tertinggi sebesar 17,538%. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pada parameter berat basah dan berat kering tanaman perlakuan kitosan P5 dan perlakuan fungisida P2 menunjukkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan perlakuan kitosan dan perlakuan fungisida lainnya.

Kata Kunci: Antraknosa, Induksi Ketahanan, Kitosan, SAR

Anthracnose is one of the diseases that attacks chili plants and can cause production losses more than 50%. One way to control anthracnose is with organic fungicides such as chitosan. Chitosan as known to damage fungal DNA. Chitosan is also known to induce plant resistance to pathogen attacks because chitosan is related to SAR (Systemic Acquired Resistance). This study aimed to determine the effective time of chitosan application in suppressing the intensity of anthracnose attacks. This study used a single-factor randomized block design (RBD). with 10 treatments and 3 replications with the following treatment : P0 (-) (Without pathogen inoculation and control), P0 (+) (With pathogen inoculation and without control), P1 (Fungicide application 2 weeks before pathogen inoculation), P2 (Fungicide application together with pathogen inoculation), P3 (Fungicide application 1 week after pathogen inoculation), P4 (Fungicide application 2 weeks after pathogen inoculation), P5 (Chitosan application 2 weeks before pathogen inoculation), P6 (Chitosan application together with pathogen inoculation), P7 (Chitosan application 1 week after pathogen inoculation), P8 (Chitosan application 2 weeks after pathogen inoculation). The result showed that the P0 (-) and P5 treatments had low fruit attack intensity compared to other treatments and were significantly different from the P0 (+) treatment and in the leaf attack intensity parameter, the P0 (-) treatment was significantly different from all treatments. In the control effectiveness parameter on fruit attack intensity, the P5 treatment had the highest control effectiveness value of 19,48%. In the control effectiveness parameter on the leaf attack intensity, the P1 control effectiveness had the highest value of 17,538%. The results of this study also showed that in the wet weight and dry weight parameters of plant, the P5 chitosan treatment and the P2 fungicide treatment showed better results when compared to the chitosan treatment and other fungicide treatments. Keywords: Anthracnose, Resistance Induction, Chitosan, SAR

Detail Informasi