
Analisis Sikap Dan Emosi Guru Sekolah Dasar Negeri Pada Kesiapan Sekolah Inklusi Di Kota Tarakan
Pengarang : Jumadi - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2024XML Detail Export Citation
Abstract
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sering kali dihadapkan dengan diskriminasi termasuk di lingkungan sekolah. Kemudian masih banyak sekolah umum yang tidak dapat menerima anak-anak yang berkebutuhan khusus dikarenakan guru umum tidak memiliki pemahaman dan ilmu tentang penanganan anak berkebutuhan khusus. ABK melaksanakan Pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB), namun ada juga sekolah yang mampu menerima anak regular dan anak berkebutuhan khusus yang dikenal dengan sekolah inklusi. Penelitian ini dilaksanakan di 3 sekolah negeri sebagai tempat penelitian yaitu SD Negeri 009, SD Negeri 010 dan SD Negeri 049 Kota Tarakan yang telah ditunjuk langsung oleh Dinas Provinsi Kalimantaan Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap dan emosi guru pada kesiapan pelaksanaan sekolah inklusi di Kota Tarakan. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode campuran (Mixed Method) dengan desain metode penelitian campuran sekuensial eksplanatori (Eksplanatory Sequential Design) yaitu penelitian kuantitatif dan kualitaitif, dengan 30 wali kelas sebagai sampel penelitian. Berdasarkan hasil kuesioner terdapat rata-rata presentase kesiapan sikap dan emosi guru yaitu 76.22%, k emudian diperkuat dengan data wawancara yang diperoleh, maka perlunya kesiapan guru yang memadai dan fasilitas yang dapat mendukung dan memperoleh bantuan dari guru pendamping dalam pelaksanaan sekolah inklusi. Sehingga sikap dan emosi guru sekolah dasar negeri memiliki kesiapan pada sekolah inklusi dengan penerapan sekolah inklusi sesuai dengan peraturan dan prosedur yang matang. Adanya kesiapan sikap dan emosi guru sekolah dasar pada pelaksanaan sekolah inklusi maka perlunya pemerintah memberikan dukungan dan fasilitas kepada guru-guru dan sekolah dalam melaksanakan sekolah inklusi.
Kata Kunci: Kesiapan Guru, Sekolah Inklusi, Sikap dan Emosi
Children with Special Needs (ABK) often face discrimination, including in schools Many general schools are unable to accommodate ABK due to teachers' lack of understanding and knowledge about handling such children. While ABK receive education in Special Schools (SLB), some schools accept both regular and ABK . students, known as inclusive schools. This study was conducted in three public schools in Tarakan City designated by the North Kalimantan Provincial Office: SD Negeri 009, SD Negeri 010, and SD Negeri 049. The research aims to understand the attitudes and emotions of teachers regarding readiness for inclusive schooling in Tarakan City. A mixed-method approach with an Explanatory Sequential Design, combining quantitative and qualitative methods, was used. Thirty class teachers were sampled. The questionnaire results showed an average readiness percentage of 76.22”0 for teachers' attitudes and emotions, supported by interview data. The interviews with SS, LM, and IA highlighted the need for adequate teacher preparation and supportive facilities, including assistance from companion teachers for implementing inclusive education. The findings suggest that the attitudes and emotions of public elementary school teachers in Tarakan City indicate readiness for inclusive schooling, adhering to established regulations and procedures. Therefore, the government needs to provide support and facilities to teachers and schools to implement inclusive education effectively. Keywords: Teacher Readiness, Inclusive Schools, Attitudes and Emotions