
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMP Kristen Tunas Kasih Tarakan
Pengarang : Carles Jamal - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2024XML Detail Export Citation
Abstract
Penelitan ini bertujuan untuk mengeksplorast Implementas Kurikulum Merdeka Belajar di SMP Kristen Tunas Kauh Tarakan Pada Talum Ajaran 2023/2024 Tantangan yang dihadapi termasuk pemahaman yang belum menyeluruh terhadap konsep Merdeka Belajar kekurangan dalam sumber daya manusia seperti keterbatan kemampuan teknologi informasi guru, kurangnya guru pendamping dan kekurangan pelatihan untuk mengembangkan kompetensi dalam mengaplikasikan Kurikulum Merdeka Belajar Kurangnya alat evaluasi yang sesuai untuk mengukur capatan kompetensi dalam pembelajaran Merdeka Belajar juga menjadi hambatan Peran orang tua dan masyarakat dalam mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar di sekolah juga ditekankan Metodo penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yang memfokuskan pada pemahaman mendalam tentang fenomena, pengalaman, persepsi, dan konteks yang kpmpleks Penelitian dilakukan di SMP Kristen Tunas Kasih Tarakan. dengan menggunakan teknik wawancara, obserbasi, dokumentası, dan penyebaran angket/kuesioner sebagai teknik pengumpulan data Populasi penelitian ini adalah 25 siswa kelas VII di SMP Kristen Tunas Kasih Tarıkan Hasil penelitian menunjukan bahwa kepuasan siswa kelas VII tergolong tinggi. dengan 64% siswa berada dalam kategori Tinggi Narman, implementasi Kurikulum Merdeka Belajar masih memiliki ruang untuk ditingkatkan, terutama dalam pengembangan modul ajar yang sesuai dengan karakter peserta didik, keterbatasan pengetahuan guru, dan kekurangan referensi yang relevan dengan matern pembelajaran
Kata Kunci: Kurikulum Merdeka, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
This study aims to explore the implementation of the Merdeka Belajar Curriculum at SMP Kristen Tunas Kasih Tarakan in the 2023/2024 academic year The challenges faced include an incomplete understanding of the Merdeka Belajar concept, a lack of human resources such as limited information technology skills among teachers, a shortage of assistant teachers, and insufficient training to develop competencies in applying the Merdeka Belajar Curriculum. Additionally, the lack of appropriate assessment tools to measure competency achievements in Merdeka Belajar learning poses an obstacle. The role of parents and the community in supporting the implementation of the Merdeka Curriculum in schools is also emphasized. The qualitative research method focuses on an in-depth understanding of complex phenomena, experiences, perceptions, and contexts The study was conducted at SMP Kristen Tunas Kasih Tarakan, using interview, observation, documentation, and questionnaire distribution techniques for data collection. The research population consisted of 25 seventh-grade students at SMP Kristen Tunas Kasih Tarakan The results showed that the satisfaction level of seventh-grade students was relatively high, with 64% falling into the "high" category However, implementing the Merdeka Belajar Curriculum still has room for improvement, particularly in developing teaching modules that align with the student's characteristics, the teachers' limited knowledge, and the need for more relevant references to the teaching materials. Keywords Merdeka Curriculum, Subject, Indonesian Language