
Pemanfaatan Bunga Tapak Dara (Catharanthus Roseus L.) Sebagai Pendeteksi Senyawa Formalin Pada Pangan Ikan Asin Yang Dijual Di Pasar Kota Tarakan Dan Potensinya Terhadap Pembelajaran Biologi
Pengarang : Agustina - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2024XML Detail Export Citation
Abstract
Penelitian ini bertujuan: 1). Menentukan formulasi atau kadar ekstrak bunga tapak dara dalam mendeteksi kandungan formalin pada ikan asin, 2). Mengidentifikasi kandungan formalin pada pangan ikan asin yang dijual di pasar Kota Tarakan dan 3). Mengidentifikasi potensi penerapannya pada pembelajaran Biologi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan memberikan 3 perlakuan indikator alami kadar konsentrasi ekstrak bunga tapak dara. Analisis data yang digunakan yaitu Uji Prasyarat (Uji Normalitas dan Uji Homogenitas), Uji Hipotesis (Anova Satu Arah) dan Uji Lanjut (Duncan). Adapun potensi pembelajaran dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kadar konsentrasi ekstrak bunga tapak dara yang efektif yaitu pada ekstrak L1 (10g bunga tapak dara + 5 ml air) untuk deteksi formalin pada kadar 7%, 14% dan 21% yang diperoleh berdasarkan grafik rekapitulasi. Selanjutnya, Hasil uji pangan ikan asin yang dijual di pasar Kota Tarakan yaitu pada Pasar Pagun, Pasar Beringin, pasar Gusher dan Pasar Rakyat adalah negatif formalin. Berdasarkan hasil analisis pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar, maka penelitian ini dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi peserta didik kelas XI SMA dengan materi pembelajaran Makanan dan Sistem Pencernaan Makanan.
Kata Kunci: Bunga Tapak Dara (Catharanthus roseus L.), Ikan Asin, Formalin.
This research aimed to: (1) determine the optimal formulation or concentration of Madagascar periwinkle extract for detecting formalin content in salted fish, (2) identify the formalin content in salted fish sold at markets in Tarakan City, and (3) explore its potential application in Biology learning. The research employed an experimental method, testing three different concentrations of Madagascar periwinkle extract as natural indicators. Data analysis included prerequisite tests (Normality Test and Homogeneity Test), Hypothesis Test (One-Way ANOVA), and Post hoc Test (Duncan). The learning potential was analyzed descriptively. Results indicated that the most effective concentration of Madagascar periwinkle extract was L1 (10g of Madagascar periwinkle + 5 ml of water) for detecting formalin at levels of 7%, 14%, and 21%, as shown by the recapitulation graph. Furthermore, tests on salted fish from markets in Tarakan City—Pasar Pagun, Pasar Beringin, Pasar Gusher, and Pasar Rakyat—showed no formalin presence. Based on the analysis of the utilization of research results as a learning resource, this research has potential as a learning resource for class XI of high school students, specifically for teaching about food and the digestive system. Keywords: Madagascar periwinkle (Catharanthus roseus L.), Salted Fish, Formalin