
Identifikasi Keberadaan Mikroplastik Pada Kepiting Bakau (Scylla spp.) Di Hutan Mangrove Kota Tarakan
Pengarang : Muhammad Hamdani - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2024XML Detail Export Citation
Abstract
Pertumbuhan dan padatnya jumlah penduduk di wilayah pesisir menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar hutan mangrove. Sampah plastik yang akan terakumulasi dan terfragmentasi menjadi ukuran yang kecil hingga berukuran 5 mm yang disebut mikroplastik. Mikroplastik dapat membahayakan biota yang hidup disekitaran hutan mangrove, seperti kepiting bakau (Scylla spp) yang merupakan mata perdagangan masyarakat dengan nilai ekonomis tinggi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keberadaan, karakteristik, dan kelimpahan mikroplastik pada insang kepiting bakau (Scylla spp) di KKMB dan Muara Sungai Karungan kota Tarakan. Metode penelitian yang digunakan meliputi identifikasi kebradaan, karakteristik mikroplastik yaitu bentuk, warna, ukuran dan analisis kelimpahan. Keberadaan mikroplastik pada insang Kepiting bakau (Scylla spp) telah teridentifikasi pada semua lokasi. Pada bentuk yang ditemukan KKMB fiber 3 partikel, film 9 partikel, filamen 16 partikel, fragmen 20 partikel. Untuk Muara Sungai Karungan film 3 partikel, fiber 11 partikel, fragmen 13 partikel, filamen 30 partikel. Warna yang ditemukan KKMB merah 1 partikel, hijau 1 partikel, hitam 9 partikel, coklat 37 partikel. Untuk Muara Sungai Karungan hijau 8 partikel, hitam 14 partikel, coklat 35 partikel. Ukuran yang ditemukan di KKMB 20-40 µm 1 partikel, 40-60 µm 5 partikel, 60-80 µm 4 partikel, 80-100 µm 2 partikel, 100-500 µm 23 partikel, 500-1000 µm 10 partikel, 1000-5000 µm 3 partikel. Untuk Muara Sungai Karungan 20-40 µm 0 partikel, 40-60 µm 1 partikel, 60-80 µm 2 partikel, 80-100 µm 1 partikel, 100-500 µm 23 partikel, 500-1000 µm 22 partikel, 1000-5000 µm 8 partikel. Dengan kelimpahan mikroplastik pada lokasi KKMB terdapat sebanyak 48 partikel, sedangkan lokasi Muara Sungai karungan 57 partikel.
Kata Kunci: Hutan Mangrove, Keberadaan, Kelimpahan Kepiting Bakau, Mikroplastik
The population growth and density in coastal arcas cause adverse impacts on the environment around mangrove forests. Plastic waste that accumulates and fragments into small sizes up to 5 mm is called microplastics. Microplastics can endanger biota that live around mangrove forests, such as mud crabs (Scylla sp), which are the community's livelihood and have high economic value. This study aimed to determine the presence, characteristics, and abundance of microplastics in the gills of mud crabs (Scylla sp) in KKMB and Karungan River Estuary, Tarakan City. The research methods used include identifying the presence and characteristics of microplastics, namely shape, color, size and abundance analysis. The presence of microplastics in the gills of mud crabs (Scylla sp) have been identified in all locations. They were found in KKMB fiber with three particles, film with nine particles, filaments with 16 particles, and fragments with 20 particles. For the Karungan River Estuary film, three particles, fiber 11 particles, fragments 13 particles, and filaments 30 particles. Colors found in KKMB were red with one particle, green with one particle, black with nine particles, and brown with 37 particles Karungan River Estuary, green with eight particles, black with 14 particles, and brown with 35 particles. Size found in KKMB 20-40 µm 1 particle, 40-60 µm 5 particles, 60-80 µm 4 particles, 80-100 µm 2 particles, 100-500 µm 23 particles, 500-1000 µm 10 particles, 1000-5000 µm 3 particles. In Karungan River Estuary, 20-40 µm 0 particles, 40-60 µm 1 particle, 60-80 µm 2 particles, 80-100 µm 1 particle, 100-500 µm 23 particles, 500-1000 µm 22 particles, 1000-5000 µm 8 particles. With the abundance of microplastics at the KKMB location, there were 48 particles, while the location of the Karungan River Estuary had 57 partieles. Keywords: Mangrove Forest, Mud Crabs, Microplastics