Pembangunan Museum Sejarah Perang Dunia II Kota Tarakan merupakan pembangunan pemerintah yang pembangunannya ditekankan pada manfaat terhadap masyarakat. Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat lebih banyak bersifat intangible, yakni yang sulit dihitung dalam nilai rupiah. Metode untuk menghitung manfaat yang bersifat intangible tersebut adalah metode AHP, dimana nilai manfaat tidak dalam bentuk rupiah tetapi dalam bentuk bobot prioritas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pembangunan Museum Sejarah Perang Dunia Ke II berdasarkan Analisa Manfaat dan Biaya. Untuk menganalisa manfaat biaya digunakan metode Benefit Cost Ratio (BCR) dengan cara mencari bobot penilaian manfaat yang kemudian dibandingkan dengan bobot penilaian biaya Museum Sejarah Perang Dunia Ke II Kota Tarakan. Studi ini menggunakan metode min-max normalization untuk mengskalakan biaya pada proyek pengendalian banjir kawasan sebengkok, selain itu menggunakan metode analytical hierarchy process (AHP) dimana pada metode ini untuk memberika penilaian bobot biaya dan penilaian bobot manfaat pada proyek tersebut dan menggunakan metode Benefit Cost Ratio (BCR ) yang merupakan suatu metode untuk membandingan manfaat dan biaya pada suatu proyek, Berdasarkan metode ini, suatu proyek akan dilaksanakan atau di terima apabila (BCR >1). Hasil penelitian ini diperoleh bobot penilaian manfaat sebesar 3.210 dan bobot penilaian biaya sebesar 2.330. dan nilai BCR sebesar 1.38, sehingga proyek layak dilaksanakan atau di terima.

The construction of the Museum of World War II History of Tarakan City is the building of the government whose build is emphasized on the benefits to society. The benefits felt by the community are more intangible, which is difficult to calculate in the rupiah. The method for calculating the intangible benefits is the AHP method, where the value of benefits is not rupiahbut in the from of priority weight. This study aims to determine the fasibility of the construction of World War II History Museum based on Benefit and Cost Analysis. To analyze the cost benefit, the Benefit Cost Ratio (BCR) method is used to find the weight of benefit assessment which is then compared with the cost assessment of World War II History Museum of Tarakan City. The development of Tarakan Museum of World War II History is a government development whose emphasis is emphasized in this study using the min-max normalization method to scale the cost of the project of flood control of a crooked area, in addition to using analytical hierarchy process (AHP) method in which to give assement weighting costs and weighthing of benefits on the project and using the Benefit Cost Ratio (BCR) method which is a method to compare benefits and costs to a project. Under this method, a project will be implemented of received if (BCR>1). The results of this study obtained the weight of the valuation of 3,210 and the weight of the cost assessment of 2.330. And the value of BCR of 1.38, so the project feasible to be implemented or received.