
Makna Simbol Upacara Ngandu’ Suku Dayak Bulusu Di Desa Pungit Kecamatan Sekatak (Kajian Semiotik)
Pengarang : Nurlisia Oktaviani - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2024XML Detail Export Citation
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisiskan Makna Simbol Upacara Ngandu’ suku Dayak Bulusu di Desa Pungit Kecamatan Sekatak (Kajian Semiotik) dari Charles Sanders Pierse. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif menggunakan kajian semiotik dari Charles Sander Pierse yaitu teori semiosis triadic, diantaranya adalah tanda (representament), objek (object), dan interpretasi (interpretant). Data pada penelitian ini makna dari simbol upacara ngandu’ suku Dayak Bulusu di Desa Pungit Kecamatan Sekatak. Sumber data pada penelitian ini upacara ngandu’ suku Dayak Bulusu dan tokoh adat suku Dayak Bulusu. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diantaranya observasi, dokumentasi, wawancara, dan mencatat atau menulis. Analisis data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini mengumpulkan data, identifikasi data, dan menanalisiskan atau menafsirkan data dalam bahasa Indonesia. Hasil dari penelitian ini terdapat tiga puluh satu simbol yang digunakan pada upacara ngandu’ suku Dayak Bulusu yang dipercayai membawa hal-hal baik untuk membangun rumah tangga mereka dan dijauhkan dari hal buruk yang dapat merusak rumah tangga mereka. Sehingga, setiap simbol memiliki makna dan mempunyai tujuan yang sama yaitu bentuk harapan agar pasangan suami istri memiliki rumah tangga yang damai dan sejahtera.
Kata Kunci : Upacara Ngandu’, Suku Dayak Bulusu, Makna Simbol, dan Semiotik
This study aimed to analyze the meaning of simbols in Ngandu’ ceremony of Bulusu Dayak tribe in Pungit Village of Sekatak District. Applying Charles Sanders Peirce’s triadic semiosis theory, encompassing signs (representament), objects (object), and interpretations (interpretant); this study employed a descriptive qualitative approach. The data in this study were the meaning of the symbols of Ngandu’ ceremony of Bulusu Dayak tribe In Pungit Village of Sekatak District. The data sources included Ngandu’ ceremony itself and insights from traditional leaders, gathered trough observation, documentation, interviews, and note-taking. The researcher sistematically analyzed the data by collection, identifying, and interpreting them into Indonesian. Findings revealed the presence of thirty-one symbols in Ngandu’ ceremony of Bulusu Dayak tribe, each believed to bestow blessings upon the bridegroom’s household while safeguarding it from potential harm. Consequently, each symbol held a distinct meaning, collectively serving the overarching purpose of fostering hope for a harmonious and prosperous married life for the newlyweds. Keywords: Ngandu’ Ceremony, Bulusu Dayak Tribe, Meaning of Symbols, Semiotics