
Analisis Penggunaan Maksim Kesantunan Berbahasa Pada Proses Pembelajaran Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Tarakan (Kajian Pragmatik)
Pengarang : Nike Andriyana - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2024XML Detail Export Citation
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan maksim prinsip kesantunan berbahasa yang berupa pematuhan dan pelanggaran maksim kebijaksanaan, kedermawanan, penghargaan, kesederhanaan, kemufakatan, kesimpatisan. Sumber data penelitian ini adalah berupa seluruh percakapan antara guru dan siswa sebagai penutur bahasa yang terdapat di kelas VIII A SMP Negeri 2 Tarakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan prinsip kesantunan berbahasa berdasarkan proses kegiatan bertutur antara guru dan siswa yang terdapat di sekolah SMP Negeri 2 Tarakan telah diterapkan dengan baik karena pada saat proses pembelajaran banyak ditemukan data pematuhan dibandingkan data pelanggaran maksim kesantunan berbahasa. Maksim yang banyak dipatuhi ialah maksim kemufakatan karena dalam proses bertutur kata antara guru dan siswa banyak ditemukan tuturantuturan bahasa yang menunjukkan adanya kesesuaian atau persetujuan dalam suatu percakapan, sedangkan maksim yang banyak dilanggar ialah maksim kebijaksanaan karena dalam proses bertutur kata antara guru dan siswa banyak ditemukan tuturan-tuturan bahasa siswa yang kurang baik dan menunjukkan adanya sikap yang kurang bijak dalam menyikapi tuturan yang disampaikan oleh guru.
Kata Kunci : Prinsip kesantunan berbahasa, pematuhan maksim, pelanggaran maksim
This study aimed to outline the principles of polite language in both adherring to and deviating from the principles of wisdom, generosity, respect, simplicity, consensus, and compassion. The research utilized all discussions between instructors and eighthgrade student who were language speakers at SMP Negeri 2 Tarakan as the data source. The research employs a data descriptive qualitative methodology. The data gathering methodologies were skilled in active listening, recording, and note taking. The research employs a data analysis approach encompassing data reduction, data presentation, and the formulation of findings or verification. The study revealed that the language politeness principles employed in the interaction between instructor and students at SMP Negeri 2 Tarakan school were effectively applied. This was evidenced by more data indicating adherence to the principles, as opposed to instances of violating the language politeness maxims, throughout the learning process. The often-followed principle is the consensus maxim since several linguistic expressions demonstrare comformity or agreement in a dialogue between educators and learners. On the other hand, the maxim that is frequently disregarded is wisdom due to the numerous communication breakdowns between educators and learners. The study revealed thar the pupils’ linguistic expressions were illogical and displayed and unwise attitude when responding to the teacher’s speech. Keywords: Politeness Language Principles, Compliance with Maxims, Maxims Violation