
Daya Tolak Beberapa Jenis Ekstrak Gulma Terhadap Hama Burung Pada Gabah Padi (Oryza Sativa L.)
Pengarang : Fery Rivaldo Sidabalok - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2023XML Detail Export Citation
Abstract
Produksi Padi di Kalimantan Utara mengalami fluktuasi sejak tahun 2018 hingga tahun 2021.Salah satu penyebab terjadinya fluktuasi produksi padi disebabkan oleh gangguan organisme pengganggu tanaman yang dapat menjadi faktor pembatas produksi padi. Serangan hama dari kelompok burung (kelas Aves) dapat mengakibatkan produksi padi mengalami penurunan sebanyak 30-50% salah satunya ialah jenis hama burung gereja. Burung gereja merupakan salah satu hewan yang memiliki pertumbuhan bulbus olfaktorius atau struktur otak penciuman yang baik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji beberapa jenis gulma yang digunakan sebagai repelen (penolak) dan membandingkan daya tolak dari beberapa ekstrak gulma tersebut terhadap hama burung gereja. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan dua metode yakni, metode pilihan beragam dan metode tanpa pilihan. Tempat pelaksanan penelitian dilakukan di lapangan terbuka dan di Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Borneo Tarakan pada bulan Maret sampai Agustus 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 1 faktor yang terdiri dari 6 perlakuan yakni; kontrol (P1), ekstrak gulma babadotan (P2), ekstrak gulma saliara (P3), ekstrak gulma krinyuh (P4), ekstrak gulma daun sirih (P5), ekstrak gulma daun pandan (P6) dan diulang sebanyak 6 kali. Hasil penelitian menggunakan metode pilihan beragam menunjukkan tidak terdapat perbedaan antar ekstrak gulma saliara, babadotan, daun sirih, dan krinyuh, namun berbeda dengan ekstrak daun pandan dengan tingkat repelensi masing-masing yakni 75.3%, 71.4%, 67.2%, 66.1%. dan 31.1%. Sedangkan, pada pengujian tanpa pilihan terdapat perbedaan antar ekstrak gulma saliara, daun sirih, dan daun krinyuh dengan tingkat repelensi masing-masing yakni 88.5%, 82.3%, 64.4%, namun ekstrak gulma babadotan tidak terdapat perbedaan dengan ekstrak gulma daun pandan dengan tingkat daya tolak masing-masing 46.3% dan 47.5%.
Kata Kunci :Gabah padi, Burung gereja, Jenis gulma, Repelen.
Between 2018 and 2021, North Kalimantan's rice production fluctuated. Plant pest organisms can be a limiting factor in rice production and are one of the causes of fluctuations in rice yield. Pests attacks from the group of birds (Aves class) can cause rice production to decrease 30-50%, one of which is sparrow pest. Sparrows are one of the animals that have the growth of the olfactory bul or a good olfactory brain structure. The purpose of this research was to test some types of weeds that were used as repellants and compared the repellency of some weed extracts against sparrow pests. This research was conducted using two methods, namely, the multiple choice method and the no-choice method. The research was carried out in the open field and in the Plant Protection Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Borneo Tarakan from March to August 2023. It used a Randomized Group Design with 1 factor consisting of 6 treatments namely; control (P1), babadotan weed extract (P2), saliara weed extract (P3), krinyuh weed extract (P4), betel leaf weed extract (P5), pandan leaf weed extract (P6) and repeated 6 times. The results of using the multiple chioice method showed that there was no difference between the extracts of saliara weed, babadotan, betel leaft, and krinyuh, but it was different with the extract of pandan leaves with repellency levels 75.3%, 71.4%, 67.2%, 66.1% and 31.1%, respectively. Meanwhile, in the test without choice, there was a difference between the extract of saliara weed, betel leaf, and krinyuh leaf with repellency levels of 88.5%, 82.3%, 64.4% respectively, but there was no difference between the weed extracts of babadotan and the weed extract of pandan leaf with the level of power minus 46.3% and 47.5% respectively. Keywords: Rice, Sparrow, Types of weeds, Repellent.