
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Diagnosis Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Penglihatan Dan Pendengaran
Pengarang : Tri Astuti - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2023XML Detail Export Citation
Abstract
Halusinasi dapat muncul pada klien skizofrenia hebefrenik, karena data dari klien yang mengatakan sering mendengar bisikan menyuruh untuk marah, klien sering tertawa sendiri, klien berbicara menyimpang, klien lebih suka menyendiri, dan klien pemalu. Kondisi dua isi aliran pikiran yang tidak teratur dan kemampuan untuk berhubungan dengan kenyataan cenderung buruk, hal ini dapat menyebabkan halusinasi. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriftif berupa studi kasus dengan pendekatan studi kasus yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan asuhan keperawatan pada klien gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan dan pendengaran di RSUD dr. H. Jusuf SK Kota Tarakan. Pada Ny.N dan Ny.S dengan masalah utama gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan dan pendengaran. Proses keperawatan dimulai dengan 5 tahap keperawatan yaitu dimulai dengan pengkajian, merumuskan diagnosis keperawatan, membuat rencana keperawatan, melaksanakan implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan. Penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yaitu, tanda dan gejala pada teori tidak semuanya mencakup pada kasus Ny. N dan Ny.S dan data dari hasil studi kasus didukung oleh penelitian lain yang memperkuat hasil studi. Proses penyelesaian masalah pada kedua klien dengan masalah utama gangguan persepsi sensori: halusinasi yaitu dengan melakukan asuhan keperawatan pada kedua klien dan melakukan strategi implementasi setiap diagnosis, mempertahankan intervensi untuk setiap diagnosis.
Kata kunci: Asuhan Keperawatan, Gangguan Persepsi Sensori, Halusinasi Penglihatan dan Pendengaran
Hallucinations can be experienced by hebephrenic schizophrenia clients because from the clients' information, they often hear voices telling them to be angry, to laugh at themselves frequently, to exhibit disorganized speech, prefer to be alone, and become shy. The flow and coherence of thought condition is irregular and the ability to recognize reality tends to be poorly performed. Thus, these can cause hallucinations. This study used a descriptive design in the form of a case study with its approach that described the nursing care for clients, namely Mrs. N and Mrs. S, with sensory perception disorders: visual and auditory hallucinations at RSUD dr. H. Jusuf SK in Tarakan. The nursing process began with 5 sequential steps, namely starting with assessment, formulating a nursing diagnosis, making a nursing plan, carrying out nursing intervention and evaluation. The researcher found a gap between the theory and the case, namely, signs and symptoms in theory were not totally performed in the case of Mrs. N and Mrs. S. Furthermore, the collected data were supported by other previous research results that strengthened the results of the present study. The problem-solving process for the clients with the sensory perception disorder hallucinations was carried out by providing nursing care to both clients, conducting the implementation strategies for each diagnosis, and maintaining interventions for each diagnosis. Keywords: Nursing care, sensory perception disorder, visual and auditory hallucinations