
Makna Tradisi Berpupur Pada Pernikahan Suku Tidung Di Kota Tarakan (Kajian Folklor)
Pengarang : Siska Indriani - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2023XML Detail Export Citation
Abstract
Penelitian ini berjudul makna tradisi Berpupur pada pernikahan suku Tidung di kota Tarakan kajian folklor. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriftif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa jawaban atau pemaparan hasil wawancara yang disampaikan secara lisan oleh informan yang diwawancarai. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan yang memiliki pengetahuan tentang tradisi pernikahan suku Tidung khususnya tradisi Berpupur. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, rekam, simak dan catat. Penyajian data berupa analisis deskriftif dengan menganalisis data dalam bentuk tabel kemudian melakukan penguraian data berupa makna yang terdapat pada setiap benda, tindakan dan tuturan yang terdapat pada tradisi Berpupur pada pernikahan suku Tidung. Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tradisi Berpupur merupakan salah satu tradisi dalam pernikahan suku Tidung, yang di laksanakan setelah prosesi lamaran, bepupur adalah tahapan dari rangkaian sebelum pernikahan berlangsung, dimana para mempelai akan di lumuri Pupur (Bedak) sejuk yang di racik oleh keluarga mempelai. Bepupur di laksanakan pada malam hari di rumah pengantin, sebelum melakukan kegiatan bepupur, mempelai akan di sambut prosesi khusus menggunakan air penyejuk atau dalam bahasa tidung timug bensalui. Mempelai laki-laki akan di suruh duduk di tikar anyam, di mana keempat sisinya diangkat dan di bawah keruang tengah agar dapat di saksikan oleh orang banyak atau para tamu. Terdapat 16 data yang berupa benda, tindakan serta tuturan dalam setiap rangkaian prosesi dari tradisi berpupur.
Kata Kunci: Makna, Tradisi, Folklor, Berpupur, Suku Tidung
This research is entitled the meaning of Berpupur tradition at the wedding of Tidung tribe in Tarakan city (a folklore study). This research is qualitative research that is descriptive. The data obtained in this study is in the form of answers or presentations of interview results delivered orally by the informant interviewed. The source of data in this study is informants who have knowledge about the marriage traditions in Tidung tribe, especially Berpupur tradition. Data collection used interview, record, listen and taking note techniques. The presentation of data in the form of descriptive analysis by analyzing data in the form of tables then describing the data in the form of meanings contained in each object, action and speech contained in Berpupur tradition on the wedding of Tidung tribe. The results of the research conducted can be concluded that Berpupur tradition is one of the traditions in the marriage at Tidung tribe, which is carried out after the marriage proposal procession. Berpupur is a stage of the series before the wedding takes place, where the bride and groom will be smeared with cool Pupur (powder) formulated by the bride's family. Berpupur is carried out at night at the bridal house. Before carrying out Bepupur activities, the bride and groom will be greeted by a special procession using cooling water or in Tidung language called as Timug Bensalui. The bridegroom will be asked to sit on a woven mat, where the four sides are raised and carried to the living room so that it can be watched by the guests. There are 16 data in the form of objects, actions and speech in each series of processions from Berpupur tradition. Keywords: Meaning. Tradition, Folklore, Berpupur, Tidung Tribe.