Upacara Hukum Adat Dolop Di Desa Tanjung Hilir Kecamatan Lumbis Kabupaten Nunukan (Kajian Folklor) | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Upacara Hukum Adat Dolop Di Desa Tanjung Hilir Kecamatan Lumbis Kabupaten Nunukan (Kajian Folklor)

Upacara Hukum Adat Dolop Di Desa Tanjung Hilir Kecamatan Lumbis Kabupaten Nunukan (Kajian Folklor)

Pengarang : Vironika - Personal Name;

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2023
XML Detail Export Citation
    SKRIPSI

Abstract

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna tradisi Upacara Hukum Dolop Suku Dayak Agabag sehingga memberikan informasi dan memperkenalkan kebudayaan Suku Dayak Agabag kepada masyarakat luas serta sebagai bentuk pelestarian budaya kepada generasi muda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Fungsi peradilan adat dolop adalah memperoleh kebenaran perkara adat dari hubungan masyarakat adat Dayak Agabag dengan Maangun (Tuhan), leluhur nenek moyang Dayak Agabag dan segala isi alam adat Dayak Agabag untuk menjaga keseimbangan, kebijaksanaan, kedamaian, dan kekeluargaan oleh keturunan masyarakat adat Dayak Agabag. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah observasi, pengamatan, wawancara, dan mencatat. Hasil data menunjukkan dari 3 (tiga) kelompok folklor terdapat sebanyak 15 data, sebagai berikut : Folklor lisan yaitu: a. Rapat (Balapot), b. Mantra (Uwok). Folklor sebagian lisan yaitu: a. Bernafas di dalam air (Anyikab da nalom timug), b. Air jernih (Timug Anyiou), c. Menjamu (Anyaliwan). Sedangkan folklor bukan lisan yaitu: a. Tiang (Ujok), b. Batang Pisang (Batang nu punti), c. Beras Kuning (Bagas Sinilou), d. Kain Kuning (Ken Asilou), e. Telur Ayam Kampung (Tlau Nu Manuk)), f. Pakaian Adat (Babadu Putul)), f. Denda (Tak), g. Saksi (Ulun Anyaksi), h. Surat Kesepakatan (Sulat Kasapakatan), i. Mangkok Tempurung Kelapa (Tampulung Piasau).

Kata Kunci : Dolop, Dayak Agabag, Folklor Lisan, Folklor Sebagian Lisan, Folklor Bukan Lisan.

In general, this study aimed to find out the meaning, of the dolop Legal Ceremony tradition of the Dayak Agabag tribe so as to provide information and introduce the culture of the Dayak Agabag tribe to the broader community as well as a form of cultural preservation to the younger generation. This research used a descriptive method. The function of the dolop customary court was to obtain the truth of customary cases from the relationship of the Dayak Agabag indigenous people with Maangun (God), the ancestors of the Dayak Agabag and all the contents of the Dayak Agabag customary realm to maintain balance, wisdom, peace and kinship by the descendants of the Dayak Agabag indigenous people. Data collection techniques used in this study were observation, interviews, and notes. The results of the data showed that from the 3 (three) groups of folklore, there were as many as 15 data, as follows. Oral folklore: Meeting (Balapot), b. Mantra (Uwok). Partly oral folklore: a. Breathe in water (Anyikab da nalom timug), b. water (Timug Anyiou), c. Entertaining (Anyaliwan). Meanwhile, non-verbal folklore is a Pole (Ujok), b. Banana Stem (Batang nu punti), c. Yellow Rice (Bagas Sinilou), d. Yellow Cloth (Ken Asilou), e. Village Chicken Eggs (Talu Nu Manuk), f. Traditional clothing (Babadu Putul), f. Fine (Tak), g. Witness (Ulun Anyaksi), h. Letter of Agreement (Sulat Kasapakatan), i. Coconut Shell Bowl (Tampulung Piasau) Keywords: Dolop, Dayak Agabag, Oral Folklore, Partly Oral Folklore, Non-Oral Folklore.

Detail Informasi