
Analisis Kelayakan Finansial Usaha Sarang Burung Walet (Collocalia fuciphaga) (Studi Kasus Pada Usaha Burung Walet Bapak Hamidan Di Desa Bebatu Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung)
Pengarang : Zain Baduwi - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2022XML Detail Export Citation
Abstract
Usaha sarang burung walet memiliki potensi yang cukup besar sehingga banyak diminati oleh masyarakat Desa Bebatu. dengan adanya harga sarang burung walet yang tidak stabil dan semakin banyaknya pesaing, maka berpengaruh pada finansial usaha. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui besar pendapatan usaha sarang walet milik Bapak Hamidan di Desa Bebatu Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung. (2) Untuk mengetahui kelayakan finansial usaha sarang walet milik Bapak hamidan di Desa Bebatu Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung. Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan adalah analisis kelayakan finansial yang terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Payback Period (PP). Metode penentuan sampel menggunakan key informan dengan jumlah responden 1 orang pengusaha sarang burung walet dengan kriteria telah menjalankan usaha sarang burung walet selama 5 tahun atau lebih. Hasil penelitian ini menunjukan usaha sarang burung walet milik bapak Hamidan yang didirikan pada tahun 2016 menggunakan modal pribadi dengan modal usaha Rp 217.741.000. Pada tahun 2016 – 2022 bapak Hamidan memperoleh pendapatan sebesar Rp 29.838.906. Net Present Value (NPV) yang diperoleh dari penelitian ini sebesar Rp 50.343.765 > 1, maka usaha layak dijalankan. Internal Rate of Return (IRR) yang diperoleh sebesar 9% > 8%, maka usaha layak untuk melakukan peminjaman apabila membutuhkan modal dipertengahan menjalani usaha. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) yang diperoleh sebesar 1,07 > 1 maka usaha sarang burung walet layak dijalankan. Payback Period (PP) yaitu selama 6 tahun 9 bulan jangka waktu yang diperlukan agar dana investasi dapat diperoleh kembali.
Kata Kunci: Budidaya sarang burung walet, pendapatan, kelayakan finansial
The swallow nest business had considerable potential, thus it was in great demand by the people of Bebatu Village. The unstable price of swallow nest and the increasing number of competitors affected the business financials. This study aimed to (1) determine the amount of business income of the swallow nest owned by Mr. Hamidan in Bebatu Village, Sesayap Hilir District, Tana Tidung Regency, (2) determine the financial feasibility of the swallow nest business owned by Mr. Hamidan in Bebatu Village, Sesayap Hilir District, Tana Tidung Regency. The analysis method used to answer the objectives was a financial feasibility analysis consisting of Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) and Payback Period (PP). The sample method used a key informant with the number of respondents was 1 swallow nest entrepreneur with the criteria of having run a swallow nest business for 5 years or more. The results of this study showed that the swallow nest business which was founded in 2016 and owned by Mr. Hamidan used the personal capital with a business capital of IDR 21.741.000. In 2016 to 2022, Mr. Hamidan earned the income of IDR 29.838.906. The Net Present Value (NPV) obtained from this study was IDR 50.343.765> 1, therefor the business was worth running. The Internal Rate of Return (IRR) obtained was 9% > 8%, so the business was feasible to have a loan if it required capital in the middle of running the business. The Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) obtained was 1.07 > 1, which mean that the swallow nest business was feasible to be run. The payback Period (PP) was for 6 years and 9 months required for investment funds to be recovered. Keywords: Swallow nest cultivation, income, financial feasibility