Pengaruh Padat Tebar Yang Berbeda Terhadap Aktivitas Moulting Pada PL2 Udang Windu Dengan Perendaman Ekstrak Daun Karamunting (Melastoma malabatrhricum l.) | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Pengaruh Padat Tebar Yang Berbeda Terhadap Aktivitas Moulting Pada PL2 Udang Windu Dengan Perendaman Ekstrak Daun Karamunting (Melastoma malabatrhricum l.)

Pengaruh Padat Tebar Yang Berbeda Terhadap Aktivitas Moulting Pada PL2 Udang Windu Dengan Perendaman Ekstrak Daun Karamunting (Melastoma malabatrhricum l.)

Pengarang : Suci Ramadani - Personal Name;

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2023
XML Detail Export Citation
    SKRIPSI


Abstract

Permasalahan utama dalam pembenihan adalah kegagalan pada proses moulting PL2 yang mengalami keterlambatan bahkan gagal berganti kulit beberapa faktor yang mempengaruhi proses ganti kulit, meliputi; penurunan daya dukung lingkungan, kepadatan populasi (padat penebaran), pH, Alkalinitas, pakan dan hormon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah kepadatan yang berbeda dalam aktivitas moulting benih udang windu (Penaeus monodon) yang diberikan perlakuan perendaman ekstrak daun karamunting (Melastoma malabathricum L) dengan dosis 50 ppm. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Padat penebaran yang digunakan dalam setiap wadah berbeda-beda yaitu 5, 10, 15 dan 20 ind/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman ekstrak daun karamunting pada benur dengan jumlah padat penebaran yang berbeda mempengaruhi aktivitas moulting, sintasan hidup, dan pertambahan panjang pada benur udang windu. Perlakuan padat penebaran 5ind/L menunjukkan persentase moulting tertinggi, sedangkan untuk sintasan hidup tertinggi diperoleh pada perlakuan padat penebaran 10ind/L dan pertumbuhan panjang tertinggi diperoleh pada perlakuan 5ind/L. Perendaman ekstrak daun karamunting 50 ppm dengan padat penebaran benur berkisar 5 - 10ind/L, menghasilkan persentase moulting, pertumbuhan panjang mutlak dan sintasan hidup yang optimal.
Kata Kunci: Benur, Tumbuhan Herbal, Ganti Kulit dan Padat Tebar

A general problem in hatcheries was the failure of the PL2 moulting process, which suffered from delays and even failed to change its skin. Some factors that affected the skin's changing process, include decreased environmental support, population density (density of dispersion), pH, alkalinity, feed, and hormone. The research aims to describe the effects of different density hatcheries in the moulting activity of the Penaeus monodon which is given the treatment of Karamunting leaves (Melastoma malaricum L) with a dose of 50 ppm. The method used in this research was experimental using complete random design (RAL) consisting of four treatments with three loops. The density of hatcheries used in each container varies between 5, 10, 15, and 20 ind/L. The results of the study showed that soaking of Karamunting leaf extract on shrimp seed in different densities of hatcheries affected moulting activity, life, and long increases in the shrimp shape. Density hatcheries with 5 Ind/L. treatment showed the highest percentage of moulting, while the highest living was the 10 ind/L treatment and the highest growth was achieved by the 5 ind/L treatment. The soaking of Karamunting leaf extract 50 ppm with a solid dispersal of bends is 5-10ind/L, resulting in a percentage of moulting, absolute long growth, and optimal survival rates. Keywords: Penaeus monodon, Karamunting Leaf Extract, Skin Changing, and Density Hatcheries

Detail Informasi