Uji Percepatan Moulting Kepiting Bakau (Scylla serrata) Dengan Penambahan Oil Crab Di Tambak Tradisional Kota Tarakan | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Uji Percepatan Moulting Kepiting Bakau (Scylla serrata) Dengan Penambahan Oil Crab Di Tambak Tradisional  Kota Tarakan

Uji Percepatan Moulting Kepiting Bakau (Scylla serrata) Dengan Penambahan Oil Crab Di Tambak Tradisional Kota Tarakan

Pengarang : Sarina - Personal Name;

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2022
XML Detail Export Citation
    SKRIPSI

Abstract

Kota Tarakan sebagai kota yang memiliki luas seluruhnya 677,53 〖km〗^2 dimana sekitar 61,85% atau 406,53 km terdiri dari lautan yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar. Tambak tradisional yang ada di wilayah Tarakan umumnya merupakan wadah budidaya udang, kepiting dan ikan. Salah satu unggulan dalam budidaya adalah budidaya kepiting soka. Penelitian ini bertujuan mengetahui percepatan moulting kepiting bakau dengan penambahan formula oil crab di tambak tradisional. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) 3 perlakuan dan 4 ulangan yaitu Perlakuan A (kontrol) mutilasi, Perlakuan B tanpa mutilasi, Perlakuan C Penyuntikan Oil crab (0,3 ml/ekor). Berdasarkn hasil penelitian didapatkan hasil kepiting bakau yang dapat moulting seluruhnya yaitu pada perlakuan A (kontrol) mutilasi senilai 100%, Perlakuan B yaitu senilai 20% sedangakan Perlakuan C senilai 40%. dengan pertumbuhan bobot badan mutlak pada perlakuan A dengan nilai rata-rata 32,2 sedangkan perlakuan B dengan nilai rata-rata 34 dan pada perlakuan C dengan nilai rata-rata 37.5. Berdasarkan uji sidik ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa pertumbuhan berat badan mutlak kepiting bakau selama pemeliharaan selama 60 hari memberikan hasil yang tidak berbeda nyata (F > 0,05). Data kualitas air selama penelitian menunjukkan suhu berkisar 26-30C, salinitas 22-30 ppt, DO 5.7-6.7 mg/l, pH 7.8-8.5 dan amonia 0.08-0.13 mg/l.
Kata Kunci: Kepiting Bakau, Formula Oil Crab, Tambak Tradisional

Tarakan has a total area of 677.53 km2, where 61.85% or 406.53 km of oceans possess large fishery resource potential. Tradisional ponds in Tarakan are generally used to cultivate shrimp, crabs and fish. One of the higher-rank cultivation is the soft-shelled crabs. This study aimed to determine the acceleration of mud crab moulting with the oil-crab addition formulain tradisional ponds. This research method used a completely randomized design with three treatments and four repetitions, namely treatment A (control) mutilation, treatment B without mutilation, and treatment C with oil-crab injection (0,3 ml/head). The research result found that all mud crabs could moult; treatment A was 100% mutilated, treatment B was 20%, and treatment C was 40%. With absolute weight growth, treatment A had an average value of 32.2, treatment B had an average value of 34, and treatment C had an average value of 37.5. The ANOVA test showed that the absolute weight growth of mangrove crabs during 60 days was not significantly different (F > 0.05). Water quality during the research conveyed temperatures ranging from 26-30℃, salinity 2-30 ppt, DO 5.7-6.7 mg/l, pH 7.8-8.5 and amonia 0.08-0.13 mg/l. Keywords: Mud crab, Oil-Crab Formula, Traditional Pond

Detail Informasi